Bukti Transisi Energi Industri Aviasi: Pertamina SAF

by -146 Views

PT Pertamina (Persero) berkomitmen untuk mengembangkan produk Pertamina Sustainable Aviation Fuel (SAF) atau bahan bakar aviasi dengan kandungan energi terbarukan. Hari ini, Jumat (27/10), Pertamina SAF akan diluncurkan melalui kolaborasi antara Pertamina dan Garuda Indonesia.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyatakan bahwa pengembangan SAF merupakan upaya transisi energi, terutama dalam bisnis aviasi, dan mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) 2060. Pertamina SAF merupakan bahan bakar ramah lingkungan yang menggunakan campuran komponen minyak sawit dalam formula SAF untuk mengurangi emisi gas buang pesawat terbang. Selain itu, penggunaan komponen minyak sawit ini juga dapat mendorong perkembangan industri dan ekonomi dalam negeri.

Setelah melalui serangkaian tahap pengembangan dan uji coba kehandalan SAF, Pertamina dan Garuda Indonesia akan melakukan penerbangan dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Adi Soemarmo menggunakan bahan bakar Pertamina SAF. Melalui penerbangan komersial ini, masyarakat juga dapat merasakan manfaat penggunaan energi terbarukan yang kualitasnya setara dengan energi fosil.

Untuk mempersiapkan penerbangan tersebut, Pertamina melakukan pengisian SAF melalui Soekarno-Hatta Fuel Terminal and Hydrant Installation (SHAFTHI) di Cengkareng pada Kamis (26/10). Pengisian SAF juga akan dilakukan melalui Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Adi Soemarmo (Surakarta) sebelum armada kembali ke Soekarno-Hatta sore ini.

Pertamina SAF telah melalui uji terbang pada 4 Oktober 2023, dengan tahapan ground round dan flight test pada pesawat komersial Boeing 737-800 NG dengan nomor registrasi PK-GFX milik Garuda Indonesia. Uji terbang dilakukan selama 60 menit, melintasi area udara Pelabuhan Ratu.

Pertamina SAF merupakan hasil inovasi dan kolaborasi dari subholding Pertamina. Melalui fasilitas Green Refinery PT Kilang Pertamina Internasional di Kilang Cilacap, SAF diproduksi melalui metode co-processing Hydrotreated Esters and Fatty Acids (HEFA) sesuai standar internasional. Pertamina SAF akan dipasarkan melalui PT Pertamina Patra Niaga untuk industri aviasi di Indonesia dan mungkin juga ke pasar aviasi internasional.

Nicke menyatakan bahwa SAF memiliki keunggulan, terutama emisi yang lebih rendah dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan dalam industri aviasi juga akan diwajibkan pada tahun 2026 sesuai dengan Framework CORSIA (Carbon Offsetting and Reduction Scheme for International Aviation) dari International Civil Aviation Organization.

Pertamina SAF diproyeksikan menjadi produk ramah lingkungan yang dapat segera dipasarkan kepada pelaku bisnis penerbangan (airliner) dan menjadi bukti konsistensi Pertamina dalam pengembangan energi hijau di Indonesia serta kontribusi pada program dekarbonisasi.