Serangan Israel ke Jalur Gaza telah memasuki hari ke-21 dan semakin intens dilakukan. Konflik ini telah meluas ke wilayah Tepi Barat dan negara-negara sekitar. Jumlah korban tewas mencapai 7.028 orang, dengan 66% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Selain itu, 30 orang jurnalis juga tewas selama meliput perang ini.
Selain itu, pasukan militer Israel memblokir akses ke Masjid Al-Aqsa saat salat Jumat, yang mengakibatkan hanya sedikit orang yang diizinkan masuk. Beberapa orang juga dilaporkan dianiaya oleh polisi Israel.
Serangan roket juga terjadi di Tel Aviv, dengan tiga orang terluka. Namun, beberapa roket lain berhasil dicegat. Pasukan Israel juga mencoba melakukan operasi di pantai Rafah, tetapi berhasil dihadang oleh pasukan Hamas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan PBB telah memperingatkan adanya krisis kemanusiaan di Gaza. Kekurangan bahan bakar dan pasokan medis membahayakan ribuan pasien yang membutuhkan perawatan. Layanan air dan sanitasi juga terancam runtuh, yang dapat memicu penyebaran penyakit menular.
PBB juga menyatakan bahwa kekejaman dilakukan oleh kedua belah pihak, baik Israel maupun kelompok Hamas Palestina. Mereka meminta adanya pengadilan independen untuk menilai apakah kejahatan perang telah dilakukan oleh keduanya.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) telah mengirim tim dokter dan pasokan medis ke Gaza untuk merawat korban. Mereka juga membawa peralatan operasi perang dan alat pemurnian air.
Pemerintah Amerika Serikat telah mengeluarkan peringatan kepada warga Amerika di Lebanon untuk segera meninggalkan negara tersebut, mengingat meningkatnya konfrontasi antara Hizbullah dan pasukan Israel.
Konflik di Gaza dan meningkatnya ketegangan di Lebanon menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan antara Hizbullah dan Israel.
