Israel mengklaim telah membunuh 10 komandan Hamas yang terlibat dalam perencanaan serangan terhadap Israel pada tanggal 7 Oktober. Namun, pasukan Israel masih sulit untuk masuk ke Gaza. Pasukan Israel tampaknya membelah Jalur Gaza menjadi dua bagian, di selatan Kota Gaza. Hamas mengatakan mereka melawan kendaraan lapis baja Israel di sebelah timur titik tersebut, menunjukkan bahwa pasukan Israel beroperasi di seluruh Jalur Gaza. Pertempuran terus berlanjut di Beit Hanoun, di sudut timur laut Jalur Gaza.
Israel memiliki strategi untuk mengisolasi dan melemahkan Hamas di bagian utara Jalur Gaza. Namun, strategi ini mengakibatkan kerugian kemanusiaan yang besar bagi Gaza dan reputasi buruk bagi Israel. Israel mengklaim bahwa kamp pengungsi Jabalia di utara Kota Gaza adalah pusat jaringan terowongan Hamas yang digunakan untuk menyimpan senjata dan sebagai posisi penembakan roket. Mereka meratakan sebagian besar Jabalia dalam serangan udara, dan setidaknya 50 warga Palestina tewas dalam serangan tersebut.
Sejak serangan Hamas pada bulan Oktober, pemboman udara Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 9.400 warga Palestina, termasuk hampir 4.000 anak-anak. Pada tanggal 3 November, Israel melaporkan bahwa mereka telah menewaskan 332 tentara dan 242 warga sipil disandera oleh Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa tujuan Israel adalah untuk menghancurkan Hamas dan merampas sandera mereka. Tindakan penyerangan Hamas telah mengungkapkan kelemahan Israel, dan perang ini akan menjadi pertempuran yang menentukan dan bersejarah. Israel berusaha memperbaiki citranya dengan mengizinkan bantuan ke Gaza dan mengkondisikan jeda dalam pertempuran demi pembebasan tawanan Hamas. Israel juga telah mengizinkan warga Palestina dengan kewarganegaraan asing atau ganda untuk berangkat ke Mesir melalui penyeberangan Rafah di ujung selatan Gaza.