Museum Air Subak yang Menarik Perhatian Delegasi World Water Forum ke-10

by -88 Views

Tabanan, CNBC Indonesia – Sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10, Indonesia berhasil menarik 60 ribu peserta dan menjadi pelaksana terbaik dalam 30 tahun sejarah World Water Forum. Sebagai tuan rumah, Indonesia juga telah membuka Museum Air pertamanya di Kabupaten Tabanan.

Pembangunan Museum Air Tabanan ini bertujuan untuk mendukung acara World Water Forum ke-10 yang berlangsung sebelumnya. Konsep, desain, dan pelaksanaannya ditangani oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Permukiman Rakyat (PUPR).

Museum ini mulai dibangun sejak tahun 2023 dan berlokasi di lahan seluas enam hektar milik Pemerintah Provinsi Bali, di Banjar Sanggulan, Desa Banjar Anyar, Kecamatan Kediri.

Museum air subak ini menjadi salah satu destinasi yang dikunjungi oleh delegasi World Water Forum ke-10. Museum tersebut menyajikan pengelolaan air di setiap negara dan daerah di Indonesia.

Paviliun China di awal perjalanan museum menampilkan informasi tentang bagaimana China mengelola airnya secara berkelanjutan dari masa ke masa, termasuk pembangunan bendungan, irigasi, dan pemanfaatan ilmu pengetahuan.

Selanjutnya, terdapat cerita tentang pembangunan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas hasil kerja sama antara Indonesia dan Jepang pada tahun 1960.

Tidak hanya itu, juga terdapat informasi tentang upaya mengurangi erosi di wilayah-wilayah pantai seperti Bali untuk memulihkan dan menjaga lingkungan pantai.

Paviliun Korea Selatan selanjutnya menampilkan berbagai upaya Korea dalam pengelolaan air secara berkelanjutan sejak era Joseon. Museum juga menyorot pengelolaan sumber daya air Indonesia sejak zaman prasejarah, dengan sistem irigasi sebagai pilar utama yang mendukung pertanian Indonesia selama ribuan tahun.

Sistem irigasi ini sudah digunakan sejak zaman kerajaan Nusantara, kolonial Hindia Belanda, hingga masa kemerdekaan dan saat ini. Sistem subak Bali, sebagai warisan budaya UNESCO, sudah ada sejak abad ke-9 dan tercatat pertama kali dalam prasasti Trunyan.

Irigasi tersebar di berbagai daerah Indonesia sebagai negara agraris, termasuk Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Sumatera memiliki luas irigasi terbesar, diikuti oleh paviliun Jawa dengan informasi tentang lumbung, bendungan, dan kearifan lokal.

Selanjutnya, terdapat paviliun Kalimantan, Maluku, Sulawesi, dan Papua yang masing-masing menghadirkan cerita tentang budaya dan pengelolaan air di daerah tersebut.

Paviliun terakhir adalah subak, yang menceritakan bagaimana sistem ini menjadi panutan dalam pertanian dengan aturan organisasi, upacara, dan aktivitas berdasarkan kalender Bali. Museum ini terdiri dari 3 lantai dengan tema air global, air Indonesia, dan subak.

Kunjungan ke museum ini merupakan bagian dari acara terakhir World Water Forum ke-10 yang telah selesai kemarin. Informasi lebih lanjut dapat ditemukan di halaman resmi World Water Forum.