8.525 Orang Tewas dalam Serangan Israel di Gaza Selama 25 Hari Terakhir

by -167 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Israel terus melancarkan serangan di Gaza, Palestina. Israel sudah menggempur wilayah tersebut selama 25 hari tanpa henti.

Sejak tanggal 7 Oktober hingga Selasa, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan ada 8.525 orang yang tewas. Dari jumlah tersebut, 3.500 di antaranya adalah anak-anak.

Meskipun banyak orang yang mendesak dilakukannya gencatan senjata dan menyebut Israel melakukan genosida, pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu malah semakin keras. Malam kemarin, serangan udara Israel menyerang kamp pengungsi terbesar di Gaza Utara, Jabalia.

Menurut Rumah Sakit Indonesia yang mengevakuasi korban, terdapat total 400 orang yang tewas dan terluka dalam serangan tersebut. “Jumlah awal korban syahid dan terluka dalam serangan pendudukan di Jabalia adalah 400 orang,” kata Direktur RS Indonesia, Dr. Atef Al-Kahlot dalam konferensi pers yang dikutip oleh CNBC International dari NBC pada Rabu (1/11/2023).

Ia menyebut bahwa masih ada pencarian korban lain yang sedang dilakukan. Orang-orang mungkin masih terkubur di bawah reruntuhan di daerah Jabalia.

“Kami menekankan perlunya menyediakan bahan bakar untuk melanjutkan pekerjaan yang diperlukan di rumah sakit,” tambahnya.

“Kehabisan bahan bakar akan menyebabkan krisis kemanusiaan, dan kami mengimbau pembukaan penyeberangan Rafah untuk membantu korban luka. Sebagian besar korban tewas dan terluka mengalami luka serius, yang mengindikasikan penggunaan berbagai jenis senjata,” jelasnya.

Jabalia sendiri merupakan daerah yang padat penduduk. Wilayah tersebut menjadi tempat tinggal bagi keluarga pengungsi sejak perang dengan Israel pada tahun 1948.

Dalam laporan lain yang dikutip dari AFP, sudah ada 50 orang yang dilaporkan tewas dan ribuan orang yang terluka. Kemungkinan jumlah korban akan terus bertambah.

Sementara itu, militer Israel mengonfirmasi serangan tersebut. Israel mengatakan bahwa operasi tersebut “membunuh” Ibrahim Biari, seorang komandan brigade Jabalia dari Hamas yang terkait dengan serangan pada tanggal 7 Oktober.

Juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Richard Hecht, juga membenarkan hal tersebut. Dalam wawancara dengan CNN International, ia mengatakan bahwa serangan tersebut ditujukan kepada “seorang komandan Hamas yang sangat senior di daerah tersebut”.

“Kami sedang menyelidiki hal ini dan kami akan mengungkapkan lebih banyak informasi seiring dengan penelitian kami atas apa yang terjadi di sana,” katanya.

Serangan Israel semakin intensif setelah Netanyahu menolak seruan internasional untuk “jeda kemanusiaan” agar bantuan darurat dapat dikirim kepada warga sipil yang menderita akibat kekurangan makanan, obat-obatan, air minum, dan bahan bakar. Netanyahu bahkan berjanji untuk melanjutkan rencananya dalam memusnahkan Hamas meskipun korban di Gaza semakin banyak.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres, menyerukan perlindungan terhadap warga sipil yang terperangkap dalam konflik. Ia menekankan perlunya tindakan yang proporsional dan tindakan pencegahan dari semua pihak.

“Hukum humaniter internasional menetapkan aturan yang jelas yang tidak dapat diabaikan. Ini bukanlah menu a la carte dan tidak dapat diterapkan secara selektif,” kata Guterres dalam sebuah pernyataan.

[Gambas:Video CNBC]

Artikel Selanjutnya
Wahai Dunia, PBB Sebut Gaza Mau “Kiamat”

(sef/sef)