Satyagraha: The Principle That Guides Our Actions

by -94 Views

Oleh Prabowo Subianto, diambil dari “Strategi Transformasi Nasional: Menuju Indonesia Emas 2045,” halaman 230-234, edisi softcover keempat.

Saya meminta dukungan Anda—dukungan nyata, konkret.

Investor besar, yang ingin mengkolonisasi tanah air kita, mengklaim bahwa Indonesia mudah untuk dimanipulasi; warganya dan pemimpinnya dapat dibeli.

Kita berada dalam situasi yang menuntut kewaspadaan. Kita tidak bisa bersikap lengah. Kita perlu waspada, mengingatkan satu sama lain, dan memberikan dukungan. Sebagai bangsa yang penting, sudah menjadi kewajiban kita untuk melindungi satu sama lain.

Ayo bersatu. Persatuan sangat penting.

Mari kita buktikan bahwa rakyat Indonesia masih menyimpan mimpi mulia, bahwa kita memiliki rasa martabat, dan bahwa kita tidak dijual. Rakyat Indonesia menolak untuk dikuasai atau diperbudak. Kita bercita-cita untuk menjadi bangsa yang berhormat.

Kepada semua yang membaca buku ini:

Ucapkan yang benar sebagai benar, dan yang salah sebagai salah. Apakah wajar bahwa kekayaan kita terus mengalir keluar dan kita diharapkan untuk pasrah? Apakah sudah takdir bahwa rakyat kita hanya melayani orang lain, hanya menjadi pasar, atau menerima upah yang sedikit?

Jika Anda merasa situasi ini dapat dibenarkan, maka sikap apa yang kita ambil?

Namun, jika Anda anggap ini tidak adil, dan percaya bahwa kita dapat merubah dan melindungi kekayaan kita, maka satu-satunya jalan ke depan adalah untuk maju dan memimpin rakyat.

Pimpin dengan pengetahuan, dengan hati, dengan rekomendasi, dengan pendidikan, dan dengan komitmen pada bangsa kita.

Mari kita akar-akarkan perjuangan kita dalam “satyagraha,” seperti yang ditunjukkan oleh Mahatma Gandhi di India, Martin Luther King di Amerika, dan Nelson Mandela di Afrika Selatan.

Satyagraha melambangkan perjuangan tanpa kekerasan, tanpa henti yang didasarkan pada kebenaran—suatu perjuangan yang memeluk dan menyatukan semua.

Percayalah bahwa kebenaran akan menang; itu tidak dapat dikalahkan. Yang penting adalah keberanian kita, ketahanan kita, dan kemauan kita untuk berkorban.

Para pendiri bangsa kita—Bung Karno, Bung Hatta, Bung Syahrir, Pak Dirman, Gubernur Suryo, I Gusti Ngurah Rai, dan semua pahlawan—mengajarkan kepada kita bahwa jika kita tidak menyerah, jika kita berani dan teguh, kebenaran akan akhirnya menang. Kita harus siap menghadapi kesulitan dan penderitaan.

Apa pilihan kita? Menyerah dan patuh pada setiap perintah, atau berdiri sebagai bangsa yang berhormat, memahami dan mempertahankan hak-hak kita serta hak-hak rakyat kita?

Kita harus percaya pada kekuatan kita yang substansial. Sistem pertahanan kita, HANKAMRATA, atau pertahanan total rakyat, telah terbukti efektif melawan penjajah.

Kekuatan rakyat ini perlu diorganisir dengan baik dan terus-menerus diperkuat. Ya, dari orang ke orang, bangun kekuatan ini. Mulailah dengan lima, lalu sepuluh, dan seterusnya. Selenggarakan diskusi. Bahaslah isi buku ini di rumah Anda. Rencanakan, dan nanti saya akan mengumumkan langkah-langkah kita.

Jelas, kita dihadapkan pada dua pilihan. Berdiri dengan martabat sebagai bangsa pejuang, atau tetap selamanya dikuasai, sebagai bangsa pelayan, lemah, bisa dibeli, bisa disuap. Pilihan ada pada masing-masing dari kita.

Saya percaya kita bisa, kita harus melakukan transformasi yang signifikan bagi bangsa kita.

Mari kita buktikan bahwa di antara rakyat Indonesia, masih ada yang bermimpi. Mereka yang mencintai negaranya dan menginginkan Indonesia unggul, dipimpin oleh pemimpin-pemimpin yang terhormat, berdiri dengan kakinya sendiri. Bermartabat, kuat, adil, dan sejahtera. Inilah aspirasi bersama kita.

Bangunkan dan galang dukungan dari orang-orang di sekitar Anda. Berikan penjelasan dan pencerahan kepada keluarga, teman, tetangga Anda. Bikinlah mereka sadar dan yakin. Jelaskan prinsip-prinsip dan fakta yang terdapat dalam buku ini. Doronglah mereka, inspirasi mereka untuk aktif berpartisipasi dalam demokrasi kita.

Informasikan kepada rakyat bahwa negara kita tidak miskin. Beritahukan kepada mereka bahwa ada solusi untuk masalah-masalah bangsa kita. Biarkan mereka tahu bahwa buku ini berisi keyakinan dan pemahaman tentang bagaimana mengelola ekonomi.

Dalam perjuangan Anda, jangan pernah mencemooh atau merendahkan orang lain. Sebaliknya, percayalah pada diri kita sendiri dan selalu membimbing rakyat. Katakan kepada mereka yang benar adalah benar, dan pada akhirnya, kebenaran akan menang.

Ingatlah, semakin berpengetahuan kita, semakin kuat kita. Semakin merendah hati kita, semakin kita menguatkan diri—bukan dalam keraguan diri tapi dalam kesederhanaan. Semakin kita direndahkan, semakin sopan kita. Semakin kita fitnah, semakin lurus kita berdiri.

Tidak perlu membalas kebencian dengan kebencian. Tidak ada waktu untuk kebencian. Biarkanlah orang-orang jahat dihakimi oleh kekuatan yang lebih besar dari kita semua, kekuatan di atas.

Ayo percaya pada kekuatan di bawah, kekuatan rakyat Indonesia, yang selalu akan mendukung yang benar.

Saudara-saudara, rakyat kita tidak bodoh. Mereka berpikir dengan hati. Mereka akan selalu mendukung kita, asalkan kita terus memperbaiki diri, memperkuat akar kita di antara rakyat, selalu menjadi sumber kebenaran, selalu mempertahankan kebenaran, selalu memberikan solusi bagi masalah rakyat, dan tidak pernah menjadi sumber kehancuran.

Kita tidak boleh diam ketika kita menyaksikan kebohongan dan ketidakadilan. Dan ketika kita melihat penindasan terhadap yang kurang beruntung, kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh takut untuk membela yang lemah dan tertinggal.

Juga, kita tidak boleh berjuang hanya untuk posisi kekuasaan. Posisi otoritas harus didapatkan dengan cara yang terhormat, sah, konstitusional, demokratis, oleh mereka yang benar-benar mendukung bangsa ini.

Source link