Oleh Prabowo Subianto [diambil dari Buku 2 Kepemimpinan Militer: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn.) Prabowo Subianto]
Ada pelajaran besar tentang kepemimpinan dari kisah hidup Abraham Lincoln yang telah memengaruhi hidup saya. Salah satu contohnya adalah ketika ia mengundang lawan politiknya, Willem Henry Seward, untuk bergabung dengan kabinetnya sebagai sekretaris negara setelah memenangkan pemilihan. Tindakan ini menunjukkan sikap kepemimpinan yang hebat.
Ketika saya membaca kisah kebaikan Abraham Lincoln, itu mempengaruhi keputusan saya untuk berdamai dengan Presiden Joko Widodo di akhir tahun 2019. Saya yakin bahwa kesopanan dan cinta terhadap negara adalah hal yang penting, dan karena kita sama-sama mencintai Indonesia, kita bisa melayani negara bersama tanpa memandang siapa yang nomor satu.
Abraham Lincoln merupakan seorang pemimpin yang hebat. Dia memimpin bangsanya keluar dari Perang Saudara Amerika, berhasil menyatukan bangsa yang terpecah, dan memiliki peran dalam menghapus perbudakan. Kisah menarik lainnya adalah ketika dia mengajak lawan politiknya, Willem Henry Seward, untuk bergabung dengan kabinetnya meskipun Seward sebelumnya membencinya.
Seward dalam sebuah pertemuan dengan Lincoln mengatakan, ‘Suruh monyet itu pergi.’ Namun, setelah Lincoln memenangkan pemilihan, dia mengundang Seward ke kabinetnya. Ketika ditanya mengapa dia mengundang Seward yang selama ini menjadi lawan politiknya, Lincoln mengatakan bahwa mereka berdua mencintai Amerika Serikat dan dapat bekerja sama.
Lincoln juga dikenal memiliki karakter yang baik, jujur, haus akan pengetahuan, teguh dalam keyakinannya, dan selalu memperlakukan orang lain dengan hormat. Pada masa perang, dia menetapkan standar tertinggi untuk kepemimpinan, menggalang negara, menunjuk jenderal-jenderalnya, dan menyetujui strategi-strategi yang mengarah pada kemenangan.
Dari semua alasan ini, Abraham Lincoln adalah pemimpin yang patut ditiru. Sumber: https://prabowosubianto.com/abraham-lincoln/
