Produksi Unggulan Bangsa Indonesia

by -177 Views
Produksi Unggulan Bangsa Indonesia

Pangan: Masalah Hidup-Mati suatu Bangsa

Pangan adalah kebutuhan pokok suatu bangsa. Kita mungkin bisa hidup tanpa gedung-gedung pencakar langit atau mobil-mobil, tetapi tidak bisa hidup tanpa pangan seperti beras, jagung, atau singkong.

Oleh karena itu, penting bagi kita sebagai bangsa untuk memandang pangan sebagai sesuatu yang strategis. Setiap pemimpin negara harus menganggap pangan sebagai hal yang sangat penting. Kita harus fokus pada pengembangan sektor pertanian sehingga tidak tergantung pada impor pangan, yang bisa menyebabkan kelangkaan makanan saat mata uang melemah.

Indonesia memiliki banyak lahan yang cocok untuk pertanian, karena negara ini merupakan negara tropis. Di zona tropis, kita dapat panen tiga kali setahun, sementara negara-negara temperate hanya dapat panen sekali karena adanya musim dingin. Hal ini merupakan keunggulan bagi kita.

Kita juga memiliki keunggulan dalam hal pertumbuhan tanaman. Di negara temperate, pohon butuh waktu 25-30 tahun untuk tumbuh besar dan dapat ditebang, sedangkan di Indonesia, pohon dapat ditebang dalam waktu 5 tahun. Selama ini, banyak bangsa lain datang dan mengambil kekayaan alam kita, terutama produk pertanian seperti rempah-rempah, karet, teh, dan kopi.

Kita juga memiliki potensi sumber daya mineral yang dapat dikembangkan. Namun, potensi sumber daya ini harus diolah secara tepat agar Indonesia dapat menjadi negara maju dan makmur.

Selain itu, Indonesia juga memiliki potensi besar dalam produksi pertanian dan perikanan. Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat bahwa potensi produksi perikanan tangkap lestari adalah 12 juta ton per tahun, sementara produksi budidaya laut adalah 50 juta ton per tahun.

Dengan potensi produksi perikanan tersebut, seharusnya kebutuhan protein rakyat Indonesia sebesar 6,3 juta ton per tahun dapat terpenuhi. Oleh karena itu, pengelolaan sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan harus dilakukan dengan telaten, teliti, dan komprehensif, bukan hanya mengandalkan pasar.

Source link