Petani Menuntut Pemerintah untuk Melakukan Upaya Serius dalam Pengolahan Campuran BBM dari Tebu

by -135 Views
Petani Menuntut Pemerintah untuk Melakukan Upaya Serius dalam Pengolahan Campuran BBM dari Tebu

Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mendorong pemerintah Indonesia untuk serius dalam mengembangkan produksi bioetanol khususnya yang dihasilkan dari tebu melalui tetes tebu atau molase. Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen mengatakan, saat ini produksi bioetanol untuk kebutuhan campuran BBM di Tanah Air tidak begitu besar. Yang mana hingga saat ini produksi bioetanol baru mencapai 40 ribu kiloliter (kl) per tahun.

“Oleh sebab itu, mestinya kita harus serius. Serius mengerjakan ini agar kita betul-betul bisa mencapai green energy pada tahun tertentu yang sudah ditetapkan oleh pemerintah dengan tidak hanya menggunakan produk samping dari tebu ini. Jadi ini molase ini kan produk samping saja kita harus serius bahwa tebu ini bisa digunakan,” jelas Soemitri kepada CNBC Indonesia dalam program Energy Corner, Jumat (8/12/2023).

Lagipula, tambah Soemitro, proses pengolahan tebu menjadi bioetanol tidak akan mengganggu proses pengolahan tebu menjadi gula untuk pangan. Dia mengatakan hal itu lantaran bioetanol hanya memanfaatkan produk samping dari tebu yakni tetes tebu atau molase.

“Dengan begitu, dia mengatakan Indonesia harus serius dalam memenuhi kebutuhan bioetanol di dalam negeri. “Bisa juga kita menggunakan molasenya atau bisa menggunakan juga langsung tebunya. Nah manakala untuk kebutuhan gula kita ini sudah terpenuhi untuk memenuhi kesana,” tandasnya.

Sebelumnya, Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Satya Widya Yudha mengungkapkan Indonesia mempunyai target produksi bioetanol yang berasal dari tanaman tebu hingga 1,2 juta kilo liter (kl) pada tahun 2030.

Hal tersebut termuat di dalam peta jalan yang menjadi amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (biofuel).

Sementara, produksi bioetanol di dalam negeri sendiri saat ini jumlahnya baru sekitar 40 ribu kl per tahun. Artinya, perlu ada penambahan areal lahan baru perkebunan tebu guna memenuhi kebutuhan untuk produksi bioetanol.

Satya membeberkan bioetanol sebenarnya tidak hanya bergantung pada tebu saja. Produk bioetanol sendiri dapat diekstrak dari tanaman lainnya seperti sorgum salah satunya.