Militer Israel kembali mengintensifkan serangan ke Gaza sebagai respons terhadap serangan Hamas pada 7 Oktober yang lalu. Dalam perkembangan terbarunya, Amerika Serikat mulai memberikan tekanan terhadap Israel atas perangnya di Gaza. Menlu AS Anthony Blinken menegaskan bahwa Israel kekurangan “motif” untuk mempertahankan perjuangan melawan Hamas selama berbulan-bulan. Dia juga menyarankan agar Israel mengubah taktik perangnya di Selatan Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mendapat tekanan dari dalam negeri Israel, terutama dari para politisi senior dan mantan Perdana Menteri. Mereka meminta Netanyahu untuk mundur segera.
Perang antara Israel dan Hamas di Gaza masih berlanjut, tanpa adanya pengumuman gencatan senjata terbaru. Indonesia juga resmi menyampaikan dukungannya untuk menuntut Israel ke pengadilan internasional.
Hizbullah menuduh AS sebagai penentu dalam perang tersebut, sedangkan Sekjen PBB Antonio Guterres mengungkapkan kekecewaannya atas terjadinya pertempuran di Gaza. Israel juga menghentikan kegiatan agrikultur di Gaza.
Negosiasi antara Hamas dan Israel terus berlanjut dengan tujuan untuk kembali ke masa jeda. Hamas sendiri membuka alasan perang lanjut, yakni karena Israel menolak tawaran untuk melepaskan lebih banyak tawanan dan mayat sebuah keluarga Israel yang tewas dalam serangan udara di Gaza.