Pada akhir pekan lalu, Bengkel Muda Surabaya kembali meramaikan Balai Budaya Surabaya dengan pementasan teater anak berjudul “Hikayat Anak yang Sombong”. Acara tersebut mendapat dukungan penuh dari Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudporapar) serta Dinas Pendidikan Kota Surabaya. Kepala Bidang Kebudayaan Disbudporapar Kota Surabaya, Fauzi Mustaqim Yos, menggarisbawahi betapa pentingnya peran teater dalam menjaga nilai-nilai kebudayaan di tengah masyarakat yang semakin majemuk. Ia memuji Bengkel Muda Surabaya sebagai garda depan dalam melestarikan budaya dan membentuk moral generasi muda.
Pada pementasan tersebut, lebih dari 20 anak dari berbagai latar belakang tampil dengan lincah dan penuh semangat. Mereka menghidupkan kisah legenda Sangkuriang dalam “Hikayat Anak yang Sombong” dengan keterampilan menyanyi, menari, dan berakting yang mereka pelajari selama dua bulan di sanggar BMS. Sutradara Heroe Budiarto memastikan bahwa anak-anak tidak hanya menghafal naskah, tetapi benar-benar bermain dengan kebebasan dan kejujuran dalam penampilan mereka.
Dalam pertunjukan musikal anak ini, kepolosan dan kejujuran dunia anak sangat ditekankan sebagai bagian dari pendidikan seni. Kisah Sangkuriang yang sombong dan ingin menikahi ibunya sendiri mengandung pesan moral tentang rendah hati dan menghormati kasih ibu. Para orang tua yang mendukung anak-anak selama proses latihan dan pementasan ini tidak hanya diapresiasi, namun juga dijadikan contoh atas pentingnya proses daripada hasil dalam seni anak.
Pertunjukan ini bukan hanya tentang hiburan semata, melainkan juga sebagai pengingat bahwa seni bagi anak adalah proses penemuan diri. Di atas panggung, wajah-wajah mungil penuh tawa mencerminkan kejujuran, polositas, dan kasih. Dengan demikian, Bengkel Muda Surabaya telah berhasil membuka ruang imajinasi anak-anak melalui seni teater musikal, memperkaya nilai-nilai budaya dan moral di tengah perkembangan zaman yang semakin kompleks.





