Peluru Tajam vs Peluru Karet: Perbedaan Saat Digunakan oleh Polisi

by -8 Views

Polisi sering kali harus bertindak untuk memastikan keamanan saat terjadi unjuk rasa. Namun, terkadang demonstrasi tersebut bisa berubah menjadi kerusuhan yang memaksa aparat keamanan untuk mengambil tindakan taktis, seperti menggunakan gas air mata, meriam air, atau tembakan peluru. Penting untuk dicatat bahwa peluru yang digunakan tidak selalu tajam, melainkan bisa berupa peluru karet yang dianggap sebagai senjata tidak mematikan.

Peluru karet dibuat dari bahan karet atau plastik keras sehingga kecepatannya lebih rendah daripada peluru logam. Penggunaan peluru karet pertama kali dilakukan oleh pemerintah AS pada era 1960-an untuk menghadapi demonstran anti-perang Vietnam. Meski diarahkan ke bagian tubuh bawah seperti kaki, risiko serius masih bisa muncul, seperti yang terjadi di Irlandia Utara di mana satu orang tewas dan puluhan lainnya mengalami luka permanen atau memerlukan perawatan.

Berbeda dengan peluru karet, peluru tajam terbuat dari logam dan memiliki daya penetrasi yang kuat serta berpotensi mematikan. Penggunaan peluru tajam biasanya diarahkan ke bagian tubuh bawah untuk melumpuhkan, bukan membunuh. Meskipun dikategorikan sebagai senjata tidak mematikan, peluru karet tetap memiliki risiko serius terutama jika digunakan pada jarak dekat atau ke bagian tubuh vital.

Perbedaan utama antara kedua jenis peluru ini terletak pada bahan, daya tembak, dan potensi fatalitas. Peluru karet cenderung digunakan untuk mengendalikan massa tanpa menimbulkan korban jiwa, sementara peluru tajam hanya digunakan dalam kondisi darurat karena efek mematikannya. Maka, penting bagi pihak kepolisian untuk mempertimbangkan penggunaan peluru ini dengan bijak demi menjaga keamanan dan ketertiban dalam situasi unjuk rasa.

Source link