Boeing dan Airbus adalah dua produsen pesawat komersial terbesar di dunia yang mendominasi pasar penerbangan global. Kedua perusahaan ini memiliki perbedaan yang mencolok mulai dari asal-usul, desain, teknologi, hingga sistem operasional pesawat mereka. Boeing yang telah berdiri sejak tahun 1916 di Seattle, lebih mengedepankan tradisi penerbangan klasik dengan sistem kendali mekanis dan yoke (setir). Sementara Airbus, didirikan pada tahun 1970 sebagai konsorsium Eropa, menerapkan fly-by-wire penuh dengan sidestick yang lebih otomatis dan menitikberatkan pada keselamatan dengan proteksi batas.
Selain itu, perbedaan lain antara Boeing dan Airbus terletak pada sistem kontrol dan kokpit pesawat. Airbus menggunakan sidestick dan autotrim otomatis, yang dapat menyederhanakan beban kerja pilot, sedangkan Boeing masih mempertahankan yoke dan trim manual untuk memberikan sensasi kontrol yang lebih langsung kepada pilot. lalu, Airbus memiliki hidung pesawat yang lebih bulat dan sharklets tegak di sayap yang hemat bahan bakar, sedangkan Boeing lebih cenderung memilih hidung yang lancip dan winglets halus.
Ketika mempertimbangkan material dan efisiensi pesawat, Airbus agresif menggunakan komposit serat karbon untuk beberapa model pesawatnya agar lebih ringan dan efisien dalam penggunaan bahan bakar. Di sisi lain, Boeing sebelumnya lebih banyak bergantung pada aluminium tradisional namun kini juga menggunakan komposit, terutama pada model 787 Dreamliner.
Ukuran kabin pesawat juga menjadi perbedaan yang signifikan antara Boeing dan Airbus. Airbus A380 memiliki dua dek penuh yang menawarkan ruang kabin dan overhead bin yang lebih luas, sementara Boeing memiliki berbagai varian pesawat mulai dari narrow-body hingga wide-body dengan desain kabin yang lebih melengkung. Selain itu, performa dan jangkauan pesawat juga menjadi pertimbangan penting. Boeing menekankan kecepatan dan jarak jelajah dengan model seperti Boeing 777-200LR yang memiliki jangkauan ~17.400 km, sementara Airbus membanggakan efisiensi dengan model seperti A350-900ULR yang memiliki jangkauan hingga 18.000 km.
Terakhir, dalam hal keamanan rekam jejak, studi telah menunjukkan bahwa pesawat Boeing 737 mengalami lebih banyak kecelakaan fatal dibandingkan dengan pesawat Airbus A32x dalam periode tertentu. Meskipun demikian, baik Boeing maupun Airbus terus berinovasi dan bersaing ketat di pasar penerbangan global untuk memenuhi kebutuhan maskapai. Dengan demikian, pilihan antara Boeing dan Airbus dalam pengadaan armada pesawat biasanya dipengaruhi oleh filosofi operasional, budaya pilot, strategi rute, dan efisiensi bahan bakar sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik perusahaan penerbangan.