BPS-Istana Kasih: Peringatan Harga Beras Tanpa Kendali

by -7 Views

Harga beras terus mengalami kenaikan dan memasuki zona tidak aman meskipun disparitas antardaerah relatif rendah. Data dari Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, dan Deputi III Bidang Perekonomian di Kantor Staf Presiden, Edy Priyono, menunjukkan bahwa kenaikan harga beras disebabkan oleh beberapa komoditas tertentu di berbagai wilayah Indonesia. Di luar Jawa dan Sumatra, beras dan cabai merah menjadi penyumbang kenaikan indeks harga pangan (IPH) terbesar.

Menurut Pudji, harga daging ayam ras juga mengalami kenaikan yang signifikan di beberapa wilayah. Dalam rapat koordinasi, ia menjelaskan bahwa terdapat peningkatan jumlah kabupaten/kota yang mengalami kenaikan harga daging ayam ras dan beras. Hal ini membuat harga beras menjadi perhatian khusus karena meskipun perubahan IPH relatif rendah, harga beras masih tinggi dibandingkan dengan HET-nya.

Perkembangan harga beras terus menunjukkan tren kenaikan yang luas ke daerah-daerah lain di Indonesia. Berdasarkan data BPS, terlihat bahwa terjadi peningkatan jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras setiap pekan. Sementara wilayah yang mengalami penurunan harga beras semakin berkurang.

Data BPS juga menunjukkan bahwa harga rata-rata beras pada pekan pertama bulan Juni 2025 di Zona I, II, dan III mengalami kenaikan. Meskipun ada perbedaan harga antar zona, harga beras masih di atas HET nasional. Zona I, II, dan III masing-masing memiliki HET yang berlaku untuk beras medium dan premium.

Dalam kondisi harga yang belum stabil, Deputi III Bidang Perekonomian KSP, Edy Priyono, menyebutkan bahwa kondisi harga pangan secara umum masih belum berubah. Namun, harga beras medium khususnya di Zona III dianggap tidak aman karena berada di atas HET. Perlu dilakukan intervensi di beberapa daerah yang mengalami inflasi tinggi untuk menjaga stabilitas harga beras di pasar.

Source link