RI Berkomitmen Tambah 42,6 GW Energi Terbarukan Hingga 2034

by -14 Views

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah merilis Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034. Menurut Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dari total penambahan kapasitas pembangkit listrik baru sebesar 69,5 Giga Watt (GW) hingga 2034, sekitar 61% akan berasal dari pembangkit listrik berbasis Energi Baru dan Terbarukan (EBT) dan 15% dari sistem penyimpanan. Dalam konferensi pers terkait RUPTL PLN 2025-2034, Bahlil menekankan pentingnya persentase energi EBT dan storage sebesar 70% yang akan didorong.

Dari berbagai jenis pembangkit EBT, energi surya memiliki porsi terbesar dengan 17,1 GW diikuti oleh energi air sebesar 11,7 GW, angin 7,2 GW, panas bumi 5,2 GW, bioenergi 0,9 GW, dan nuklir 0,5 GW. Sementara itu, kapasitas sistem penyimpanan energi termasuk PLTA pumped storage sebesar 4,3 GW dan baterai 6,0 GW. Selain itu, pembangkit fosil masih akan dibangun sebesar 16,6 GW, di mana gas mencakup 10,3 GW dan batubara 6,3 GW.

Meskipun rencana ini termasuk pembangunan pembangkit genset berbahan bakar fosil, Bahlil menyatakan pentingnya upaya menjaga bumi dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan energi yang lebih ramah lingkungan. Terlepas dari kontroversi terkait penggunaan batu bara, Eskpresi pemerintah yang mencoba mencapai keseimbangan antara keberlanjutan dan keandalan pasokan energi telah menjadi topik yang semakin relevan.

Seiring dengan itu, investasi dan pelaksanaan rencana pembangunan pembangkit listrik tersebut diharapkan dapat berkontribusi terhadap upaya pengurangan emisi gas rumah kaca, dan peralihan ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Saat ini, upaya terus dilakukan untuk mempercepat transformasi energi yang diperlukan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global dan menjamin keberlanjutan lingkungan hidup untuk generasi mendatang.

Source link