Pasar properti saat ini belum menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang signifikan akibat kondisi ekonomi yang masih lesu. Pengembang properti, termasuk Anton Sitorus dari AS Property Advisory, saat ini cenderung untuk menahan diri dan tidak melakukan ekspansi besar-besaran. Menurut Anton, situasi ekonomi global yang dipengaruhi perang tarif turut mempengaruhi keputusan pengembang properti untuk menunggu perbaikan ekonomi di masa mendatang.
Salah satu sektor yang terdampak adalah sektor apartemen di Jakarta. Meskipun telah ada insentif dari pemerintah, seperti pembebasan PPN, namun penjualan apartemen tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sebaliknya, pasar rumah tapak lebih diminati dibandingkan pasar apartemen. Perkiraan menunjukkan bahwa dinamika ini akan berlanjut sepanjang tahun 2025.
Anton juga menyoroti bahwa pertumbuhan pasar apartemen dalam beberapa tahun terakhir stagnan tanpa peningkatan struktural yang signifikan. Hal ini mengakibatkan banyak pengembang fokus pada menyelesaikan proyek yang ada dan memaksimalkan stok yang sudah ada ketimbang meluncurkan proyek-proyek baru. Inovasi dalam strategi penjualan seperti skema pembayaran yang fleksibel dan promosi dengan cicilan panjang, jaminan sewa, atau penawaran voucher dapat membantu meningkatkan penjualan.
Di kuartal terkini, dua proyek apartemen di Jakarta Selatan, yakni Apple 3 Condovilla dan The Veranda Resort Residence (Jimbaran Tower), telah memulai proses serah terima sebanyak 708 unit, menambah total pasokan apartemen di Jakarta menjadi 230.755 unit. Hal ini menunjukkan bahwa pengembang properti terus berupaya untuk mendukung pasar properti meskipun dalam kondisi ekonomi yang cukup challenging.