Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) pertama di Indonesia ditargetkan akan beroperasi dalam 10 tahun ke depan, menurut Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, menyampaikan harapan ini dalam RDP bersama Komisi XII DPR RI, dengan menyebut bahwa PLTN komersial pertama Indonesia diharapkan bisa memasuki tahap commissioning dan beroperasi pada periode 2030-2034. Seiring dengan itu, kebijakan energi nasional yang baru menempatkan energi nuklir setara dengan energi baru dan terbarukan lainnya sebagai upaya untuk mencapai target dekarbonisasi, tidak lagi sebagai opsi terakhir. Dalam rencana kebijakan energi nasional, kapasitas PLTN diharapkan dapat mencapai 250 MW pada 2030 dan naik menjadi 45-54 GW pada 2060. BRIN mencatat bahwa ada beberapa lokasi potensial untuk pembangunan PLTN, seperti di Bangka Belitung, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Tengah yang memiliki potensi uranium yang baik. Perkiraan operasional komersial pertama PLTN bisa dilaksanakan lebih cepat, yaitu tahun 2032, dengan pangsa kapasitas terpasang sekitar 7% pada 2060 dan produksi listrik sebesar 276 TWh.
Rencana Pengoperasian Energi Nuklir di RI dalam 10 Tahun
