China telah memerintahkan para pejabat sipilnya untuk berada dalam posisi ‘siap perang’ setelah terlibat dalam perang tarif dengan Amerika Serikat. Menurut Reuters, diplomat Beijing telah melakukan serangan diplomatik untuk meminta negara lain melawan tarif Presiden AS Donald Trump. Para pejabat propaganda Partai Komunis China juga turut berperan mengatur respons terhadap tarif tersebut.
Para birokrat di kementerian luar negeri dan perdagangan China diperintahkan untuk membatalkan rencana liburan dan tetap aktif sepanjang waktu, termasuk dengan meningkatkan departemen yang berhubungan dengan AS. Beijing juga telah menghubungi sekutu lama AS di Eropa, Jepang, dan Korea Selatan dalam upaya untuk menanggapi tarif yang ditetapkan oleh Trump.
Ditinjau dari hubungan antara AS dan China, Trump awalnya memulai hubungan yang baik dengan Beijing setelah terpilih kembali menjadi presiden. Namun, setelah menetapkan tarif tinggi, hubungan keduanya mulai memburuk. Saluran komunikasi tingkat tinggi antara Beijing dan AS pun tampak terganggu, tanpa saluran yang setara seperti sebelumnya.
Gedung Putih percaya bahwa China harus mengirim pejabat perdagangan senior untuk membahas masalah perdagangan, sementara Trump ingin bernegosiasi langsung dengan Presiden Xi Jinping. Meskipun begitu, belum ada kesepakatan yang detail terkait pertemuan dan dialog antara keduanya.
Pakar hubungan internasional dari Universitas Fudan Shanghai, Zhao Minghao, mengatakan bahwa pendekatan seperti itu nampaknya belum berhasil dalam sistem pembuatan kebijakan China. Bagi pihak China, kerja sama dan kesepakatan di tingkat awal biasanya diutamakan sebelum mengatur pertemuan tingkat tinggi seperti yang diusulkan Trump.