Dunia telah memasuki fase baru yang ditandai dengan tindakan sewenang-wenang, proteksionis, dan berbahaya oleh negara-negara di seluruh dunia. Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong, mengungkapkan keprihatinannya terhadap kondisi global saat ini yang dipicu oleh kebijakan tarif timbal balik yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Menurutnya, waktu telah berubah, menggeser era globalisasi berbasis aturan dan perdagangan bebas. AS, yang selama ini menjadi landasan bagi ekonomi pasar bebas dunia, kini memilih pendekatan proteksionis yang mengkhawatirkan.
Lawrence Wong menyoroti pentingnya sistem perdagangan multilateral yang diperjuangkan oleh AS selama ini. Sistem ini, yang diatur oleh WTO, telah membawa stabilitas dan kemakmuran bagi banyak negara, termasuk AS dan Singapura. Namun, keputusan AS untuk meninggalkan sistem perdagangan ini dan menerapkan tarif timbal balik dapat berdampak buruk bagi ekonomi global. Risiko terjadinya perang dagang besar-besaran mengancam perdagangan dan investasi internasional, serta pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Lawrence Wong menambahkan bahwa situasi saat ini mengingatkan pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, di mana ketegangan perdagangan dapat berujung pada konflik bersenjata. Kepemimpinan AS dalam hal perdagangan internasional menjadi kunci penting dalam menjaga stabilitas global. Oleh karena itu, langkah-langkah proteksionis yang diambil AS dan kemungkinan tindak lanjut dari negara lain harus dipantau dengan cermat untuk mencegah eskalasi konflik yang lebih besar. Sebagai negara kecil, Singapura terutama perlu waspada terhadap dampak negatif dari keputusan proteksionis tersebut.