Dampak Saham Turun, Minyak Murah, dan Inflasi Tinggi

by -17 Views

Pengumuman tarif resiprokal Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah berubah menjadi ancaman global yang menakutkan, bukan hanya bagi negara yang dikenai tarif baru, namun juga bagi AS sendiri. China merupakan salah satu negara yang cepat merespons dengan menerapkan tarif sebesar 34% untuk barang-barang AS dan membatasi barang lainnya, serta menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar ‘entitas yang tidak dapat diandalkan’. Dampak dari tarif ini juga mempengaruhi pasar saham, dengan Dow Jones Industrial Average turun hingga 1.500 poin dalam dua hari berturut-turut. Saham perusahaan yang menjual atau memproduksi barang di China juga mengalami penurunan, terutama saham sektor teknologi seperti Apple, Nvidia, dan Tesla.

Selain pasar saham, harga minyak juga turun 8% dan mencapai level terendah sejak pandemi Covid-19 pada tahun 2021. Jerome Powell, Ketua The Fed, juga menyatakan kekhawatiran terhadap dampak buruk kebijakan Trump terhadap AS, terutama terkait peningkatan inflasi dan perlambatan pertumbuhan ekonomi AS. Namun, Powell menegaskan bahwa pihaknya akan menunggu klarifikasi sebelum membuat keputusan kebijakan. Hal ini dilakukan untuk menjaga inflasi tetap terkendali dan memastikan bahwa penyesuaian kebijakan dilakukan dengan tepat. Powell menegaskan bahwa masih terlalu dini untuk membicarakan jalur kebijakan moneter yang akan diambil.

Source link