Ancaman Tarif Trump: PHK, Kenaikan Harga Makanan & Minuman

by -11 Views

Para pengusaha Indonesia yang tergabung dalam Gabungan Produsen Makanan Minuman Indonesia (Gapmmi) merasa prihatin dengan langkah pemerintah Amerika Serikat (AS) yang memberlakukan tarif impor resiprokal sebesar 32% untuk barang-barang dari Indonesia. Menurut Ketua Umum Gapmmi, Adhi Lukman, hubungan perdagangan antara Indonesia dan AS seharusnya saling menguntungkan kedua negara. Indonesia mengekspor produk makanan dan minuman unggulan ke AS, seperti kopi, kelapa, kakao, dan lainnya, sedangkan AS memasok bahan baku industri penting bagi Indonesia, seperti gandum, kedelai, dan susu. Tarif impor yang diterapkan oleh AS dapat meningkatkan biaya produksi di industri nasional dan mengurangi daya saing produk Indonesia di pasar internasional. Selain itu, tarif yang tinggi juga berpotensi mengurangi volume ekspor produk makanan dan minuman Indonesia, yang berdampak negatif pada pertumbuhan industri dan lapangan kerja. GAPMMI mendesak pemerintah Indonesia untuk melakukan negosiasi diplomatik dengan AS guna mencari solusi yang lebih baik dan mengurangi dampak negatif dari tarif impor. Selain itu, pemerintah juga perlu menganalisis efek dari tarif impor secara menyeluruh, memberikan dukungan kebijakan kepada industri makanan dan minuman, serta menjaga stabilitas perekonomian nasional. Diversifikasi pasar ekspor juga menjadi kunci dalam mengurangi ketergantungan pada pasar AS dan menjaga stabilitas dalam hubungan perdagangan internasional. Tanpa langkah-langkah yang tepat, industri makanan dan minuman Indonesia bisa menghadapi tantangan yang lebih berat di masa depan.

Source link