Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto telah menyiapkan strategi untuk mengatasi dampak kebijakan Presiden AS Donald Trump terkait tarif impor. Menurut Deputi Bidang Diseminasi dan Media Informasi Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) Noudhy Valdryno, ada tiga langkah besar yang telah diambil untuk menjawab tantangan ini. Dikatakan bahwa Presiden telah merancang kebijakan-kebijakan strategis ini sejak hari pertama masa jabatannya. Upaya ini bertujuan untuk menjaga stabilitas ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Salah satu langkah yang diambil adalah memperluas mitra dagang dengan bergabungnya Indonesia dalam aliansi ekonomi BRICS. Anggota BRICS, Indonesia telah menandatangani berbagai perjanjian dagang multilateral seperti RCEP dan OECD. Di samping itu, Indonesia juga memiliki perjanjian dagang bilateral dengan beberapa negara. Langkah kedua yang diambil adalah percepatan hilirisasi sumber daya alam dengan fokus pada komoditas nikel dan peluncuran Badan Pengelola Investasi Danantara. Dan yang terakhir adalah penguatan konsumsi dalam negeri melalui Program Makan Bergizi Gratis dan pendirian koperasi desa merah putih.
Semua langkah ini merupakan bagian dari upaya Presiden Prabowo untuk memastikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berjalan lancar meskipun dihadapkan dengan situasi ekonomi global yang tidak pasti. Dengan perkuatannya terhadap hubungan dagang internasional, optimalisasi sumber daya alam, dan peningkatan konsumsi dalam negeri, Presiden Prabowo menunjukkan bahwa Indonesia memiliki potensi untuk terus tumbuh dan berkembang di tengah ketidakpastian global.