Pada kebiasaannya, warga Maroko merayakan Idul Adha dengan cara tradisional, yaitu sholat ied di pagi hari di masjid dan membakar daging di malam hari. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, kondisi ekonomi di Maroko semakin memburuk. Hal ini membuat banyak rumah tangga di Maroko kesulitan untuk membeli kebutuhan pokok, apalagi untuk membeli hewan kurban. Dalam menyikapi tantangan ini, Raja Mohammed VI akhirnya mengumumkan bahwa masyarakat Maroko tidak perlu membeli hewan kurban untuk Hari Raya tahun ini.
Keputusan ini memberikan kelegaan bagi banyak orang Maroko yang harus berhadapan dengan iman, tradisi, dan masalah keuangan. Raja Mohammed VI menyatakan bahwa melaksanakan ritual kurban Idul Adha dalam situasi sulit saat ini akan menimbulkan kerugian, terutama bagi masyarakat dengan penghasilan terbatas. Beliau berjanji akan melaksanakan ritual kurban atas nama rakyatnya.
Raja Mohammed VI juga mengakui tantangan ekonomi dan iklim yang dihadapi oleh warga Maroko. Kondisi ekonomi yang semakin memburuk dalam tujuh tahun terakhir disebabkan oleh kekeringan dan perubahan iklim. Hal ini menyebabkan penurunan signifikan dalam populasi hewan ternak dan harga pangan yang semakin tinggi. Sebagai informasi, Idul Adha terkenal sebagai hari yang mahal bagi warga Maroko. Mereka biasanya menabung untuk membeli hewan kurban dan merayakannya dengan menyembelih dan membagikan dagingnya di sekitar mereka.
Namun, keputusan Raja Mohammed VI untuk tidak memerlukan hewan kurban tahun ini mendapat dukungan luas dari masyarakat Maroko. Para ahli juga memahami bahwa situasi cuaca dan ekonomi yang sulit membuat tradisi kurban menjadi tidak mungkin dilaksanakan secara luas pada tahun ini. Meskipun demikian, semangat merayakan Idul Adha tetap tinggi di kalangan warga Maroko, dengan harapan masa sulit ini dapat segera berlalu.
Sumber: CNBC Indonesia