Kisruh antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Ukraina Volodymyr Zelensky dalam pertemuan di Ruang Oval, Gedung Putih, telah membawa keuntungan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin. AS di bawah kepemimpinan Trump mulai menunjukkan dukungan kepada Moskow dalam konflik Rusia-Ukraina. Hal ini disambut gembira oleh Putin dan media pemerintah Rusia, di mana kebijakan luar negeri Gedung Putih dianggap telah sejalan dengan visi Rusia.
Pertikaian antara Trump dan Zelensky di Ruang Oval bisa menjadi puncak dari serangkaian langkah yang dinilai sebagai tanda Amerika menyerah kepada Rusia. Beberapa kebijakan Trump telah memberikan keuntungan bagi Rusia, seperti pemotongan dana USAID yang disebut sebagai mesin campur tangan AS dalam urusan internasional, menurut Newsweek.
Selain itu, Trump juga memotong anggaran FBI, CIA, dan DOJ, yang berdampak pada penutupan unit KleptoCapture yang menegakkan sanksi terhadap Rusia. Keputusan AS untuk bergabung dengan Rusia dalam pemungutan suara di PBB yang menentang invasi Rusia ke Ukraina merupakan pertama kalinya sejak 1945 AS berpihak pada Moskow dalam masalah keamanan Eropa di PBB.
Pada kunjungan ke markas NATO, Menteri Pertahanan Pete Hegseth secara efektif menyingkirkan pengaruh militer Ukraina dalam perundingan dengan Rusia. Keputusan Trump untuk menegosiasikan gencatan senjata di Ukraina dengan Putin di mata Ukraina dinilai semakin memperburuk keadaan. Semua ini menunjukkan perubahan besar dalam kebijakan Amerika yang secara efektif membawa AS lebih dekat dengan Rusia dalam arena geopolitik internasional.