Perang Dagang Baru: Trump dan AS Menuju Resesi?

by -13 Views

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah memberlakukan tarif baru terhadap impor dari Meksiko, Kanada, dan China. Tarif ini mencapai 25% untuk Meksiko dan Kanada, serta meningkat menjadi 20% untuk barang-barang dari China, mulai berlaku pada Selasa (4/3/2025). Keputusan ini menyebabkan ketegangan perdagangan baru antara AS dan ke-3 mitra dagang utamanya. Pemberlakuan tarif ini dilakukan karena aliran opioid fentanil dan bahan kimianya dari Meksiko, Kanada, dan China ke AS yang tidak terkendali.

Di sisi lain, Kanada dan Meksiko merespons dengan menyiapkan langkah balasan terhadap kebijakan tarif AS. Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, mengumumkan pemberlakuan tarif 25% terhadap barang impor AS senilai 30 miliar dolar Kanada atau sekitar US$20,7 miliar. Sementara itu, Presiden Meksiko, Claudia Sheinbaum, dijadwalkan memberikan respons negaranya terhadap kebijakan tarif AS.

Lebih lanjut, Trump juga meningkatkan tarif terhadap barang-barang China menjadi 20% dari sebelumnya 10%. Perang dagang ini merupakan kelanjutan dari sanksi yang sebelumnya diberlakukan terhadap Beijing terkait krisis overdosis fentanil di AS. Tarif baru ini berlaku untuk barang elektronik seperti smartphone, laptop, konsol gim, jam tangan pintar, dan perangkat Bluetooth. China juga berjanji akan mengambil tindakan balasan, yang mungkin akan menargetkan produk pertanian dan pangan AS.

Perang dagang ini telah menimbulkan kekhawatiran akan resesi ekonomi, terutama bagi AS, Kanada, dan Meksiko yang erat terkait dalam rantai pasokan industri. Para ekonom memperingatkan bahwa kebijakan tarif AS dapat menyebabkan resesi yang merugikan bagi Amerika Utara. Pasar keuangan pun merespons negatif terhadap kebijakan tarif ini, dengan anjloknya saham global dan merosotnya nilai tukar dolar Kanada dan peso Meksiko terhadap dolar AS. Hal ini menunjukkan adanya dampak yang signifikan dari perang tarif yang diberlakukan Trump.

Source link