Banyak brand mobil China yang mulai masuk ke Indonesia dalam beberapa waktu terakhir, termbaru diantaranya adalah Xpeng. Meskipun penjualan mobil nasional sedang menurun dan diperkirakan akan terus menurun hingga tahun 2025, bahkan mungkin tidak akan mencapai 1 juta unit. Menurut pengamat otomotif Yannes Pasaribu, meskipun kedua kondisi ini terlihat kontradiktif pada awalnya, investor China melihat potensi pasar Indonesia yang memiliki populasi lebih dari 280 juta jiwa dan kepemilikan mobil yang masih rendah, yakni hanya sekitar 99 mobil per 1.000 penduduk, jauh di bawah negara seperti Malaysia dan Thailand.
Selain Xpeng, masih ada banyak brand mobil China lainnya, seperti Wuling, BYD, Chery, Neta, GAC Aion, dan Geely, yang masuk ke pasar Indonesia dengan strategi menawarkan mobil listrik (BEV), bahkan turut memasuki pasar hibrida (HEV) dan plug-in hibrida (PHEV) dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan kompetitor dari Jepang dan Eropa. Hal ini didukung dengan berbagai diskon dan penawaran menarik yang membuat konsumen kelas menengah tertarik memilih mobil ramah lingkungan dengan budget terbatas.
Di tengah stagnasi ekonomi, konsumen cenderung mencari opsi mobil yang murah namun tetap handal dan fungsional, namun juga memiliki fitur canggih dan desain menarik. Brand mobil China telah berhasil memanfaatkan celah ini dengan baik dan menarik minat konsumen Indonesia. Ekspansi brand mobil China ke seluruh dunia, termasuk Indonesia, merupakan bagian dari strategi global mereka dalam menjaga pertumbuhan pasar dan memposisikan China sebagai pemimpin ekspor mobil dunia. Melalui langkah-langkah ekspansi ini, China berusaha untuk menggeser posisi Jepang sebagai negara pengirim mobil terbesar pada tahun 2023 dengan 5,22 juta unit diekspor.