Japto Soerjosoemarno, seorang tokoh pemuda yang dikenal luas di Indonesia, mendapat sorotan atas penggeledahan rumahnya oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus dugaan korupsi dan penerimaan gratifikasi yang melibatkan mantan Bupati Kutai Kartanegara, Rita Widyasari. Dalam penggeledahan tersebut, KPK menyita sejumlah barang bukti, termasuk 11 kendaraan bermotor, uang dalam mata uang rupiah dan valas, serta dokumen dan barang bukti elektronik lainnya. Pada Rabu, 26 Februari, Japto mendatangi Gedung Merah Putih KPK untuk diperiksa sebagai saksi dalam kasus tersebut, didampingi oleh empat orang penasihat hukumnya.
Japto Soerjosoemarno, atau yang lebih akrab disapa Japto, lahir pada 16 Desember 1949 dan memiliki hubungan keluarga dengan Mayor Jenderal (Purn.) Ir. Kanjeng Pangeran Haryo Soetarjo Soerjosoemarno dan Dolly Zegerius. Selain dikenal sebagai tokoh pemuda di Indonesia, Japto juga terlibat dalam kegiatan organisasi seperti Pemuda Pancasila. Selain itu, ia turut aktif di beberapa organisasi lainnya seperti Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan dan Putra-Putri ABRI (FKPPI).
Nama Japto juga sering dikaitkan dengan perannya dalam dunia politik, di mana ia pernah mendirikan Partai Patriot Pancasila pada tahun 2001, yang kemudian berubah menjadi Partai Patriot. Japto juga memiliki sejarah karir di sektor televisi dan menjadi Ketua Umum DPP Partai Patriot. Pada 2010, ia menjabat sebagai Direktur Utama TPI dan pada 2023 terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Golf Indonesia.
Selain kesibukan di dunia politik dan organisasi, Japto aktif dalam upaya pelestarian lingkungan dengan bergabung dalam World Wildlife Fund (WWF), namun di sisi lain, ia juga dikenal sebagai seorang penggemar berburu. Hobinya yang lain adalah bermain golf bersama kolega-koleganya. Semua aktivitas dan prestasi ini memberikan gambaran tentang profil dan jejak karir Japto Soerjosoemarno yang patut diperhatikan.
Dengan pengalaman dan kontribusi yang dimilikinya, Japto memiliki peran yang signifikan dalam beberapa aspek kehidupan masyarakat dan politik di Indonesia. Kehadirannya sebagai figur publik terus menjadi sorotan dan perhatian, baik dalam lingkup organisasi, kegiatan politik, maupun kegiatan sosial yang dijalankannya.