China Buka Suara: Fakta Terbaru tentang Konflik AS-Mainland

by -11 Views

Dinamika perang antara Rusia dan Ukraina terus berkembang setelah Amerika Serikat (AS) mulai mendukung Moskow di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengindikasikan perubahan sikap AS terhadap konflik tersebut. Pejabat Rusia dan AS telah bertemu di Istanbul untuk membahas penyelesaian masalah kedutaan guna memulihkan hubungan bilateral. Langkah ini merupakan bagian dari upaya AS untuk berkomunikasi dengan Rusia sejak Trump menjabat. Pembicaraan tersebut juga bertujuan untuk normalisasi misi diplomatik kedua negara setelah sejumlah staf kedutaan diusir selama pemerintahan mantan Presiden AS Joe Biden.

Di sisi lain, pejabat tinggi keamanan Rusia, Sergei Shoigu, juga bertemu dengan pemimpin Malaysia, Anwar Ibrahim, untuk membicarakan pertahanan dan keamanan. Shoigu mengunjungi Malaysia dalam rangka meningkatkan hubungan Rusia dengan Asia Tenggara setelah perubahan sikap AS terhadap Moskow. Selain itu, Prancis sedang berdiskusi dengan Ukraina terkait akses kekayaan mineralnya, termasuk untuk penggunaan militer. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari upaya Prancis untuk memenuhi kebutuhan energinya.

Perkembangan terbaru hubungan Rusia-China juga menjadi sorotan. China menanggapi komentar Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, terkait hubungan China-Rusia. China menekankan bahwa hubungan antara kedua negara tidak dipengaruhi oleh pihak ketiga. Sementara itu, Kremlin menolak negosiasi atas status lima wilayah Ukraina yang diklaim Rusia telah dianeksasi sejak invasi tahun 2022. Pihak Kremlin juga menegaskan bahwa hubungan AS-Rusia akan membutuhkan waktu dan kemauan politik dari kedua belah pihak.

Selain itu, Presiden Serbia, Aleksandar Vucic, menyatakan bahwa AS memberikan penangguhan sanksi terhadap perusahaan energi yang didukung Rusia di Serbia. Hal ini memberikan dampak positif bagi warga Serbia yang bergantung pada gas Rusia. Sementara, Uni Eropa akan menggelar pertemuan puncak khusus untuk membahas jaminan keamanan Eropa untuk Ukraina. Pertemuan Uni Eropa ini dijadwalkan tanggal 6 Maret dalam upaya untuk memperkuat pertahanan Eropa dan memberikan dukungan kepada Ukraina.

Source link