Perang Saudara di Sudan semakin meningkat ke tingkat yang mengkhawatirkan, dengan sebuah pasar sayur di Omdurman menjadi sasaran pemboman yang menyebabkan korban jiwa. Setidaknya 56 orang dilaporkan tewas dan 158 orang lainnya terluka akibat serangan udara dan penembakan yang dilakukan di pasar sayur tersebut. Khalid al-Aleisir, Menteri Kebudayaan dan Juru Bicara Pemerintah, mengecam serangan tersebut dan menyalahkan Pasukan Dukungan Cepat (RSF) sebagai pelakunya.
Para saksi mata menyebutkan bahwa serangan tersebut berasal dari Omdurman barat dan dipimpin oleh RSF serta didukung oleh pesawat tanpa awak. Korban tewas dan terluka termasuk wanita dan anak-anak, dengan peluru artileri dan roket menghantam pasar sayur sehingga menimbulkan korban jiwa yang banyak. Rumah Sakit al-Nao disebutkan kewalahan dalam menangani korban dan mereka membutuhkan bantuan seperti kain kafan, donor darah, dan tandu.
Sementara itu, dalam insiden terpisah di Khartoum, dua warga sipil tewas dan puluhan lainnya terluka akibat serangan udara di wilayah yang dikuasai oleh RSF. Konflik antara tentara Sudan dan RSF telah menelan banyak korban jiwa, mengakibatkan jutaan orang kehilangan tempat tinggal, dan memicu krisis pangan. Situasi ini semakin rumit setelah RSF berjanji untuk merebut kembali ibu kota dari tangan tentara, menciptakan ketegangan yang semakin meningkat di negara tersebut.
Kecelakaan berdarah ini memberikan gambaran kesedihan yang mendalam di Sudan, dengan sebagian besar warga hidup dalam ketakutan dan kekurangan pangan. Organisasi kemanusiaan dan PBB telah bekerja keras untuk memberikan bantuan kepada korban konflik di Sudan yang terus berlanjut dan semakin meluas. Diperlukan solusi damai yang dapat membawa perdamaian dan stabilitas kembali ke negara tersebut untuk mencegah krisis kemanusiaan lebih lanjut.