Pajak adalah instrumen penting bagi setiap negara untuk mendapatkan pendapatan yang dibutuhkan dalam menjalankan pemerintahan. Dengan sistem pajak, negara bisa mengumpulkan uang dari warganya berdasarkan transaksi, kepemilikan aset, dan barang lainnya. Meskipun pajak memiliki fungsi vital ini, banyak masyarakat kelas menengah yang merasa terbebani dengan tagihan pajak yang dikenakan. Hal ini seringkali menimbulkan rasa kegeraman karena dianggap sebagai pemerasan negara.
Lebih menariknya lagi, sejarah mencatat bahwa sistem pajak bukanlah hal baru. Bahkan, sistem pajak pertama kali diciptakan oleh Firaun dari Peradaban Mesir Kuno sekitar 3000 SM. Tujuan dari sistem pajak yang diciptakan oleh Firaun ini adalah untuk modal pembangunan dan menjaga ketertiban sosial. Berbagai barang seperti gandum, tekstil, dan tenaga kerja dikenakan pajak untuk membiayai pembangunan sektor yang serupa. Tidak hanya itu, Firaun juga menerapkan sistem penyesuaian dalam pemungutan pajak berdasarkan kemampuan finansial objek pajaknya.
Meskipun cara pemungutan pajak telah mengalami evolusi, keberadaannya tetap bertahan hingga saat ini. Pajak masih dianggap sebagai instrumen efektif bagi negara dalam mendapatkan pendapatan. Namun, tidak bisa dipungkiri bahwa masih banyak orang yang mencoba menghindari pajak atau mengakalinya dengan berbagai cara. Dalam buku “A Brief History Of Taxation” yang ditulis oleh Samuel Blankson pada tahun 2007, banyak orang tidak ingin pendapatannya dipotong pajak sehingga mereka mencari cara untuk mengelakinya.
Dari sejarah pajak yang berasal dari Peradaban Mesir Kuno ini, kita bisa melihat bagaimana sistem pajak masih menjadi hal yang relevan hingga saat ini. Meskipun ada upaya untuk menghindari pajak, namun keberadaannya tetap menjadi fondasi penting dalam sistem ekonomi suatu negara. Itulah mengapa saat ini, pajak masih dianggap sebagai hal yang lazim dan tidak bisa dihindari dalam kehidupan masyarakat.
