Kementerian Kesehatan Gaza telah mengidentifikasi 34.344 warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel di wilayah tersebut. Daftar tersebut mencakup lebih dari 80% warga Palestina yang tewas dalam perang. Salah satu korban tertua adalah Ahmed al-Tahrawi, seorang pria berusia 101 tahun, sedangkan yang termuda adalah Waad Walid Samir al-Sabah, seorang bayi baru lahir yang hidupnya hanya berlangsung selama dua jam.
Ahmed al-Tahrawi lahir pada tahun 1922 di al-Masmiyya. Dia telah merasakan beberapa peristiwa penting dalam kehidupannya, termasuk Nakba tahun 1948 di mana sekitar 700.000 warga Palestina diusir dari tanah air mereka. Tahrawi bekerja sebagai penjahit dan mengelola toko kecil, serta membesarkan beberapa generasi keluarga besar.
Di sisi lain, Waad Walid Samir al-Sabah belum lahir ketika ibunya, Salam al-Sabah, meninggal dalam serangan udara Israel. Tim penyelamat harus bekerja keras untuk menyelamatkan bayi yang belum lahir dalam kandungannya, tetapi usahanya sia-sia karena Waad hanya bertahan hidup selama dua jam setelah lahir.
Kedua korban ini menjadi simbol dari kekejaman perang yang terjadi di Gaza, dimana ribuan warga Palestina menjadi korban. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk menghormati dan melindungi kehidupan manusia tanpa pandang bulu.