Mantan Wakil Menteri Keuangan Era SBY, Anny Ratnawati, telah mengungkapkan tiga langkah yang dapat meningkatkan penerimaan pajak di era pemerintahan Prabowo dan Gibran tahun depan. Langkah-langkah ini juga dapat mengurangi tekanan penerimaan pada 2025 yang dipengaruhi oleh turunnya harga komoditas dan produksi minyak dan gas Indonesia.
Pertama, Anny menyebutkan bahwa sistem perpajakan terbaru, yaitu coretax system, akan segera diluncurkan. Sistem ini dapat digunakan untuk mengoptimalkan potensi pajak dan penegakan kepatuhannya.
Kedua, Anny menilai bahwa kenaikan tarif PPN menjadi 12% jika disetujui oleh pemerintah, dapat meningkatkan penerimaan pajak.
Selain itu, Anny juga melihat adanya potensi pajak dari sektor pariwisata. Banyak negara, termasuk di Eropa, China, dan Jepang, telah beralih objek pajaknya ke pariwisata. Oleh karena itu, Anny berpendapat bahwa Indonesia juga dapat mengeksploitasi potensi pajak dari sektor pariwisata.
Presiden Jokowi telah menargetkan penerimaan pajak sebesar Rp 2.189,3 triliun untuk tahun 2025, naik 10,07% dari APBN 2024. Namun, dalam buku Nota Keuangan, disebutkan bahwa penerimaan perpajakan masih dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk pergeseran sektor manufaktur ke sektor jasa yang mendorong pertumbuhan sektor informal yang belum sepenuhnya terjangkau dalam sistem perpajakan.
Dengan demikian, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan penerimaan pajak di masa depan dan mengatasi tantangan yang dihadapi dalam sektor perpajakan.