Teror dari kelompok sayap kanan terhadap Muslim di Inggris semakin meningkat. Masjid Al-Rahma, masjid terbesar di Liverpool, telah mengambil tindakan pencegahan dengan memblokir pintu masuk dan melakukan patroli.
Peningkatan kewaspadaan ini terjadi karena beberapa Muslim dan etnis minoritas di Liverpool merasa tidak aman di tengah meluasnya protes kekerasan dan rasis yang menargetkan masjid, pusat imigrasi, dan hotel oleh kelompok sayap kanan.
Pejabat masjid dan Muslim lainnya di Liverpool mengungkapkan rasa terkejut setelah dua masjid di utara Inggris menjadi sasaran massa, serta terjadi bentrokan antara ratusan pengunjuk rasa anti-imigran dan pengunjuk rasa tandingan di pusat kota Liverpool, yang menyebabkan toko-toko dijarah dan polisi terluka.
Masjid kedua di Liverpool, Abdullah Quilliam, ditutup sementara setelah kekerasan terjadi. Abdulwase Sufian, seorang mahasiswa berusia 20 tahun yang membantu di Al-Rahma, menyatakan kekhawatirannya atas situasi tersebut. Dia juga menyebutkan bahwa pintu masuk khusus perempuan untuk masjid telah ditutup untuk mencegah keamanan.
Perasaan takut juga dirasakan oleh Saba Ahmed, seorang pekerja komunitas dan Muslim Liverpool lainnya. Menariknya, teman-teman Inggris kulit putih Ahmed memberikan dukungan padanya dan beberapa tetangga bahkan menawarkan bantuan berbelanja agar dia tetap aman di rumah.
Tell MAMA, kelompok pemantau insiden anti-Muslim, menerima lebih dari 500 panggilan dan laporan daring tentang perilaku anti-Muslim dari seluruh Inggris dalam seminggu terakhir, meningkat lima kali lipat dari minggu sebelumnya.
Kebencian terhadap Muslim di Inggris telah berkembang sejak konflik di Gaza tahun lalu. Survei menunjukkan bahwa lebih dari satu dari empat orang dalam survei terhadap 550 Muslim Inggris bulan lalu mengalami insiden kebencian terhadap Muslim tahun sebelumnya. Jumlah populasi Muslim di Inggris dan Wales mencapai 3,9 juta orang, atau 6,5% dari total pada tahun 2021.