Jakarta, CNBC Indonesia – Kalangan ekonom menilai masih ada beberapa sentimen yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi pada semester terakhir 2024. Salah satunya adalah pelantikan dan program-program yang akan dijalankan oleh Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro, menyatakan bahwa sikap menunggu para investor akan berakhir ketika pemerintahan Prabowo-Gibran dilantik. Dengan adanya kepastian tersebut, sektor investasi dapat menjadi motor pertumbuhan di akhir 2024.
“Dengan semakin jelasnya formasi kabinet dan kebijakan pemerintahan baru, sektor swasta akan semakin percaya diri untuk berinvestasi dan melakukan ekspansi,” kata Asmoro.
Dia juga menyebut bahwa pertumbuhan kredit investasi yang meningkat menunjukkan optimisme dunia bisnis. Prediksi rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 adalah sebesar 5,06%.
Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memprediksi kepastian hasil pemilu akan mendorong investasi, terutama dengan kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed di akhir tahun. Josua juga memproyeksikan pertumbuhan ekonomi RI selama 2024 akan berkisar antara 5,0-5,1%.
Ekonom Bahana Sekuritas, Satria Sambijantoro, menyebut bahwa penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024 juga akan menjadi sentimen positif bagi pertumbuhan ekonomi. Dia memprediksi bahwa faktor pendorong dari Pilkada tersebut dapat mendorong konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah.
Satria juga menyoroti keputusan pemerintah untuk melanjutkan distribusi bantuan sosial hingga akhir 2024 sebagai katalis pertumbuhan ekonomi dari sisi belanja pemerintah.
Meskipun demikian, ada kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada semester II 2024 dapat meleset dari target 5%, mengingat faktor musiman yang mendukung pertumbuhan ekonomi sudah tidak ada di semester tersebut.
Pemerintah sendiri masih optimistis bahwa ekonomi Indonesia pada 2024 dapat mencapai 5,1-5,2%, meskipun dihadapi dengan berbagai tantangan, terutama ketidakpastian global. Tensi geopolitik yang semakin meningkat juga menjadi salah satu faktor yang harus dihadapi dalam mencapai target pertumbuhan ekonomi tersebut.