Jokowi, Sri Mulyani, Bos BI & OJK Berbicara Tentang Ketakutan Global, Bagaimana Dampaknya di RI?

by -50 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Ekonomi global masih dalam kondisi yang sangat tidak pasti. Perang dan suku bunga tinggi masih merupakan masalah yang dihadapi saat ini. Kondisi ini semakin diperparah dengan ketidakpastian yang diakibatkan oleh pemilihan umum (Pemilu) di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS).

Ketidakpastian ini telah diperhatikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan sejumlah pemimpin di bidang ekonomi dan keuangan di Indonesia.

Dalam pidato saat acara penyerahan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK, Presiden Jokowi menyatakan bahwa situasi dunia semakin kacau sejak pandemi Covid-19. Mulai dari ketegangan geopolitik, lonjakan inflasi, gejolak di pasar keuangan, hingga krisis di berbagai negara.

Presiden Jokowi memperkirakan bahwa ekonomi global akan melambat pada tahun 2024 dan di bawah ekspektasi banyak pihak. Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 3,2% pada tahun ini dan 2025.

Meskipun demikian, Jokowi menyatakan bahwa ekonomi dan politik Indonesia dalam kondisi sangat stabil. Ekonomi tumbuh sekitar 5% pada kuartal I-2024 dan inflasi tetap terkendali di bawah 3%.

Jokowi menekankan pentingnya untuk terus bergerak cepat dan taktis agar Indonesia dapat tumbuh lebih tinggi dan lebih kompetitif dibanding negara lain. Dia juga meminta semua pihak tetap bekerja keras, memanfaatkan setiap peluang, namun tetap menjaga tata kelola keuangan negara.

Di kesempatan yang berbeda, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga menyoroti kondisi global yang masih penuh dengan ketidakpastian, terutama pada semester II-2024. APBN diharapkan dapat menjadi pelindung dan penyerap kejutan dalam menghadapi kondisi ekonomi global yang tidak stabil.

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar juga menegaskan bahwa kondisi ekonomi global masih menantang. Perekonomian global masih menunjukkan tren pelemahan, terutama di AS, Eropa, dan China.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo juga menilai bahwa kondisi global masih dipenuhi oleh ketidakpastian tinggi, dengan pertumbuhan ekonomi stagnan dan geopolitik yang tidak pasti. Jika tidak ditangani dengan baik, kondisi ini dapat berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia.

Dengan demikian, Indonesia perlu terus mewaspadai kondisi global yang tidak pasti untuk menjaga stabilitas ekonomi dan pertumbuhan yang berkelanjutan.