Mengapa PDIP dan PKB Memilih Anies sebagai Calon Gubernur DKI Jakarta?

by -126 Views

Jakarta, CNBC Indonesia – Anies Rasyid Baswedan adalah salah satu figur yang menjadi daya tarik menjelang pendaftaran calon gubernur dan calon wakil gubernur pada Pemilihan Umum Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Khusus Jakarta periode 2024-2029 yang akan dibuka pada 27 Agustus-29 Agustus mendatang.

Beberapa partai politik telah mendukung dan tertarik untuk mendukung Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 tersebut untuk berkompetisi dalam pesta demokrasi mendatang. Secara resmi, Dewan Pimpinan Tingkat Pusat Partai Keadilan Sejahtera telah memutuskan untuk mengusung Anies bersama Wakil Ketua Majelis Syuro M. Sohibul Iman.

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Kebangkitan Bangsa Daerah Khusus Jakarta juga telah menyatakan dukungannya. Meskipun Dewan Pimpinan Pusat PKB belum menyampaikan keputusan resmi partai.

Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Puan Maharani, juga menganggap Anies sebagai sosok yang menarik untuk diusung dalam Pilgub Jakarta 2024. Potensi kolaborasi Anies dengan mantan Panglima Tentara Nasional Indonesia Jenderal TNI (Purn.) Andika Perkasa juga mengemuka.

Baru-baru ini, Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Kaesang Pangarep membuka peluang untuk berkoalisi dengan PKS. Merespons hal ini, Juru Bicara PKS Ahmad Mabruri menyatakan bahwa partai yang ingin berkoalisi dengan PKS harus mendukung duet Anies-Sohibul.

Lalu, mengapa banyak partai mendekat untuk mendukung Anies dalam Pilgub Jakarta 2024? Padahal jika dilihat dari hasil survei, beberapa kali elektabilitas Anies sebenarnya kalah dari calon gubernur DKI yang akan diusung Koalisi Indonesia Maju, yaitu Ridwan Kamil.

Musfi Romdoni, seorang analis sosial-politik dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), menyebutkan bahwa fakta ini menunjukkan bahwa Anies sebenarnya tidak begitu populer.

Namun demikian, dia memiliki tiga alasan mengapa Anies menjadi daya tarik bagi partai menjelang pendaftaran calon dalam Pilgub Jakarta 2024. Pertama, beberapa partai memiliki survei internal yang mungkin memberikan hasil yang berbeda dengan lembaga survei swasta.

Kedua, ini adalah masalah persepsi. Meskipun elektabilitas Anies mungkin tidak begitu tinggi menurut survei, banyak pihak sudah mempercayai bahwa Anies akan menang.

Ketiga, banyaknya partai yang mendekat tidak otomatis akan memperkuat posisi Anies. PDIP dan PKB ingin mengusung jagoan mereka sendiri, yang berarti mereka ingin memecah dukungan untuk Anies-Sohibul.

Mendekatnya partai seperti PDIP, PKB, dan PSI berpotensi membuat kalkulasi koalisi menjadi lebih rumit. Jika soliditas dapat terjaga, maka itu bagus, namun jika menurun, bergabungnya partai baru tidak akan membantu penguatan koalisi.

Berita selengkapnya dapat disimak di artikel berikut: [Video: Kaesang Bicara Peluang Duet dengan Anies Baswedan](https://cnbcindonesia.com/news/20240621183016-8-548287/video-kaesang-bicara-peluang-duet-dengan-anies-baswedan)