Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Suharso Monoarfa, menyatakan bahwa pemanasan global tidak hanya berdampak pada manusia, tetapi juga pada pohon. Oleh karena itu, dia meminta semua pihak untuk mengambil langkah-langkah dalam pembangunan berkelanjutan berbasis Sustainable Development Global (SDG).
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Suharso dalam acara International Mayors Forum 2024 yang diselenggarakan di Jakarta. Forum ini dihadiri oleh kepala daerah dari berbagai negara dan mengangkat tema akselerasi aksi di tingkat lokal untuk mencapai agenda SDG 2030.
“Sustainable Development Global bukan hanya menjadi tujuan, namun juga tanggung jawab bersama,” kata Suharso dalam pidato sambutannya.
Suharso juga percaya bahwa banyak negara, termasuk Indonesia, telah berupaya menerapkan pembangunan berkelanjutan. Namun, dia menilai bahwa progres tersebut masih menghadapi berbagai tantangan. Hasil riset global terbaru menunjukkan bahwa hanya 15% program SDG yang berjalan sesuai dengan rencana, sementara 30% program lainnya mengalami stagnasi.
Menurut Suharso, keberhasilan program SDG membutuhkan dukungan dari semua pihak, termasuk kerja sama antara kepala daerah di seluruh dunia.
Suharso juga menyoroti dampak perubahan iklim terhadap tumbuhan. Dia mengungkapkan bahwa tumbuhan mengalami kesulitan bernapas akibat perubahan iklim. Hal ini mengakibatkan pohon kesulitan dalam menyerap dan menyimpan karbon dioksida (CO2), sehingga proses internal dalam tumbuhan malah menghasilkan lebih banyak CO2 daripada oksigen.
Penelitian terbaru juga mencatat peningkatan dua kali lipat dalam tingkat foto respirasi pada iklim hangat, terutama saat air menjadi langka. Hal ini semakin memperkuat urgensi gerakan pembangunan berkelanjutan, karena upaya mencegah perubahan iklim tidak hanya untuk menyelamatkan manusia, tetapi juga untuk menyelamatkan tumbuhan.
Suharso menekankan bahwa para walikota memiliki tanggung jawab untuk menyelamatkan manusia dan tumbuhan dari dampak perubahan iklim.