Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral Negara Anggota ASEAN+3 (AFMGM+3) tahun 2024 memiliki pandangan yang sama dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang semakin menakutkan. Mereka berhasil mencapai sejumlah komitmen, termasuk memperkuat jaringan pengaman keuangan regional untuk menghadapi krisis.
Pertemuan AFMGM+3 di Tbilisi, Georgia pada Sabtu (4/5/2024) menghasilkan kesepakatan tersebut. Gubernur Bank Indonesia diwakili oleh Deputi Gubernur Filianingsih Hendarta.
Implementasi komitmen tersebut akan difokuskan pada penguatan kerja sama keuangan regional melalui inisiatif di bawah Regional Financing Arrangements (RFA) Future Direction, Chiang Mai Initiative Multilateralisation (CMIM), AMRO, Asian Bond Markets Initiative (ABMI), Disaster Risk Financing (DRF), dan ASEAN+3 Future Initiatives, serta studi tentang berbagai tema strategis seperti Transaksi Mata Uang Lokal (Local Currency Transaction/LCT).
“Mereka mengapresiasi peran negara-negara ASEAN+3 dan AMRO dalam upaya memperkuat Jaring Pengaman Keuangan Internasional dan Regional. Hal ini penting untuk menghadapi ketidakpastian ekonomi global,” ungkapnya melalui keterangan tertulis.
Fasilitas RFF akan menyediakan likuiditas kepada negara ASEAN+3 dalam mata uang Dollar AS, Renminbi (RMB), dan Japanese Yen (JPY) sebagai jaring pengaman tambahan di wilayah tersebut. CMIM juga akan ditingkatkan untuk memperkuat jaringan pengaman keuangan regional.
Para Menteri dan Gubernur ASEAN+3 sepakat untuk meningkatkan efektivitas jaringan pengaman keuangan regional melalui struktur pembiayaan modal disetor (paid-in capital) dan mengkaji opsi struktur pembiayaan lainnya guna menemukan yang paling optimal.
Penurunan biaya CMIM juga menjadi bagian dari komitmen yang disepakati. Hal ini akan memperkuat jaringan pengaman keuangan regional agar lebih andal dan dapat menjamin kepastian pembiayaan dalam menghadapi kondisi krisis.
Selengkapnya: https://url.detik.com/123456789
Referensi: CNBC Indonesia, DetikFinance