Joe Biden Tiba-tiba Berencana untuk Memberikan Bantuan kepada Gaza dan Memobilisasi Tentara Amerika Serikat

by -1134 Views
Joe Biden Tiba-tiba Berencana untuk Memberikan Bantuan kepada Gaza dan Memobilisasi Tentara Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Joe Biden berencana melakukan pengiriman makanan dan kebutuhan lainnya, melalui airdrop militer atau pengiriman udara ke Gaza, Palestina. Rencana ini dilakukan setelah ramai serangan warga Palestina yang tengah mengantre bantuan, yang disebut sebagai bencana kemanusiaan.

Biden mengatakan pengiriman bantuan dari udara ini dilakukan dalam beberapa hari mendatang, meski tidak memberikan detail lebih lanjut. Sebelumnya negara lain seperti Yordania dan Perancis juga telah mengirimkan bantuan dari udara melalui Gaza.

“Kita perlu berbuat lebih banyak dan Amerika Serikat akan berbuat lebih banyak,” kata Biden, mengutip Reuters, Sabtu (2/3/2024).

Bahkan Biden mengatakan bantuan yang mengalir ke Gaza itu tidak cukup. Ia juga mengatakan juga bahwa AS sedang mempertimbangkan kemungkinan menyalurkan bantuan dalam jumlah besar ke Gaza melalui koridor maritim.

Juru Bicara Gedung Putih John Kirby menerangkan bahwa bantuan udara yang dilakukan merupakan “Upaya berkelanjutan”. Kemungkinan yang pertama dikirim adalah MRE atau makanan siap saji militer. Pengiriman udara atau airdrops kemungkinan dimulai paling cepat pada akhirnya, kata para pejabat.

Kantor Urusan Kemanusiaan PBB Setidaknya ada 576.000 orang yang berada di jalur Gaza yang selangkah lagi dari kelaparan. Kemudian Otoritas Kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel telah menewaskan lebih dari 100 orang saat mencoba mencapai konvoi bantuan di dekat kota Gaza pada Kamis pagi.

Israel menyalahkan sebagian besar kematian warga Palestina itu karena orang yang berkerumun di sekitar truk bantuan, sehingga terinjak atau tertabrak. Selain itu seorang pejabat Israel juga mengatakan pasukannya menembaki kerumunan karena dianggap sebagai ancaman.

Saat ini warga Palestina menghadapi situasi yang semakin menyedihkan dari hampir lima bulan setelah serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober 2023 lalu.