Hanya 1% Orang Indonesia Menikmati Kemerdekaan
Tantangan besar utama yang dihadapi ekonomi Indonesia adalah keluarnya kekayaan ke luar negeri dan ketidakadilan ekonomi. Hal ini menyebabkan banyak rakyat Indonesia hidup dalam keadaan miskin dan sulit.
Menurut data BPS dan lembaga keuangan Credit Suisse, gini ratio pendapatan dan kekayaan warga Indonesia menunjukkan ketimpangan yang besar. 1% orang terkaya memiliki sebagian besar pendapatan dan kekayaan Indonesia.
Ketidakadilan ekonomi ini berpotensi memicu konflik sosial, huru-hara, dan perang saudara yang berkepanjangan.
Gini ratio, atau rasio gini, adalah indikator utama kesenjangan kekayaan di suatu negara. Angka gini ratio menyatakan bahwa sebagian kecil populasi memiliki sebagian besar kekayaan. Hal ini tercermin dalam kepemilikan tanah, di mana 1% populasi terkaya memiliki 67% tanah Indonesia.
Selain itu, ekonomi Indonesia cenderung terpusat di Jakarta dan pulau Jawa, menyebabkan kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan. Infrastruktur yang tidak merata menyebabkan kondisi seperti listrik mati selama berjam-jam dan tingginya angka malnutrisi di daerah tertentu.
Ketimpangan ekonomi seperti ini dapat memicu konflik sosial, seperti yang terjadi di beberapa negara yang mengalami instabilitas politik. Faktor-faktor seperti inflasi, harga pangan naik, ledakan penduduk, pengangguran, disparitas penghasilan, radikalisme ideologi, dan korupsi semuanya ada di Indonesia.
Sejarah mengajarkan bahwa ketimpangan ekonomi dapat menjadi pemicu huru-hara, revolusi, dan perang saudara. Oleh karena itu, perlu waspada terhadap potensi konflik sosial yang dapat dipicu oleh ketimpangan ekonomi.
Sumber: https://prabowosubianto.com/fondasi-pembangunan-1-ekonomi-untuk-rakyat-indonesia-hanya-1-orang-indonesia-menikmati-kemerdekaan/