Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]
Pada tanggal 25 April 2021, Kabinda Papua, Brigadir Jenderal TNI I Gusti Putu Danny Nugraha, lulusan Akabri 1993, terlibat kontak tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua. Dia didampingi oleh 4 prajurit dalam misi tersebut.
Saya telah mengenal Putu Danny sejak saya menjadi Komandan Pusdikpassus Batujajar pada tahun 1994 dan saya yang menyeleksi beliau masuk Komando. Saya selalu memperhatikan kariernya yang penuh keberanian di medan tugas. Dia selalu berada di garis depan.
Kehilangan Putu Danny adalah peristiwa yang menyedihkan, keluarganya pasti merasakan kehilangan yang sangat besar. Namun, sebagai seorang perwira, risiko tersebut adalah bagian dari profesi. Terutama bagi perwira pasukan tempur dan komando, risiko kehilangan nyawa selalu ada. Seorang pemimpin militer harus bersedia menanggung risiko yang sama dengan prajuritnya.
Etos kepemimpinan yang baik dalam militer adalah ketika para komandan memimpin dari depan. Mereka harus menyuarakan, “ikuti saya,” bukan “maju kamu.”
Sumber: https://prabowosubianto.com/mayor-jenderal-tni-anumetra-i-gusti-putu-danny-karya-nugraha/
