Letnan Jenderal KKO (Purnawirawan) Ali Sadikin

by -93 Views

Oleh: Prabowo Subianto [diambil dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Letnan Jendral KKO (Purn.) Ali Sadikin adalah figur TNI yang sangat terkemuka dan terkenal pada zamannya. Dia dikenal sebagai tokoh Marinir dan tokoh Angkatan Laut Indonesia yang menonjol. Ali Sadikin menjadi terkenal saat pasukan Marinir Indonesia masih dikenal dengan nama Korps Komando Angkatan Laut (KKO AL).

Pak Ali Sadikin dikenal sebagai perwira pertempuran yang sangat berani dan karismatik. Namanya terkenal di seluruh negeri saat beliau menjabat sebagai komandan batalyon dengan pangkat kapten pada usia muda 26 tahun.

Beliau terlibat dalam operasi pendaratan KKO di Minahasa, Sulawesi Utara dalam operasi penumpasan Permesta. Di sana, pasukan KKO melakukan pendaratan amfibi di luar Kota Manado. Batalyon yang dipimpin oleh Ali Sadikin berhasil menjadi pelopor dalam perebutan Kota Manado dari pihak Permesta. Operasi ini sejalan dengan operasi RPKAD yang berhasil merebut lapangan terbang Mapanget, yang sekarang dikenal sebagai Bandara Sam Ratulangi.

Setelah Kota Manado direbut oleh pasukan TNI, langkah selanjutnya adalah untuk menuju dan merebut kedudukan Permesta di kedalaman Minahasa. Pasukan TNI harus naik ke sebuah ketinggian untuk masuk ke kedalaman Minahasa dari Kota Manado, dengan satu-satunya jalan melalui Kinilow, yang membutuhkan waktu sekitar 45 menit dengan mobil.

Di Kinilow, terdapat jalan berbentuk letter S yang terkenal – kira-kira di kaki Gunung Lokon. Pasukan TNI berusaha untuk menembus pertahanan Permesta namun gagal. Pasukan Ali Sadikin berhasil menyerang dari belakang dengan melewati jalur-jalur tikus, berhasil merebut letter S Kinilow, sehingga pasukan TNI seluruhnya dapat menyerbu Tomohon dan kedudukan-kedudukan Permesta.

Atas prestasi ini, Ali Sadikin dinaikkan pangkat menjadi mayor. Prestasi-prestasinya dalam medan pertempuran membuat Ali Sadikin menjadi Brigadir Jenderal KKO termuda pada saat itu. Dia dikenal sebagai ‘the boy general’, menjadi Jenderal KKO diusia 35 tahun.

Prestasinya membuatnya menjadi salah satu favoritnya Bung Karno. Ia sempat menjabat sebagai komandan KKO, Wakil Kepala Staf Angkatan Laut, Menteri Perhubungan Laut, Menteri Koordinator Kompartemen Maritim, dan Gubernur DKI.

Penulis berkenalan dengan Ali Sadikin saat beliau menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Beliau adalah kawan akrab dari ayah penulis, Profesor Soemitro, yang saat itu menjabat di kabinet Pak Harto sebagai Menteri Perdagangan. Ali Sadikin sering makan siang bersama dengan ayah penulis bergantian di kantor Gubernur DKI dan kantor Menteri Perdagangan.

Penulis mendengar bahwa Ali Sadikin, Pak Mitro, Pak Muhammad Jusuf, dan Pak Ibnu Sutowo adalah kelompok perkawanan dalam pemerintah. Mereka memiliki pandangan yang sama mengenai kekuatan nasionalisme dan ekonomi kerakyatan, meskipun berasal dari aliran politik yang berbeda.

Ali Sadikin berasal dari tentara profesional (Angkatan Laut), dekat dengan Bung Karno. Pak Mitro dikenal sebagai kelompok anti Soekarno. Pak Muhammad Jusuf adalah dari TNI yang mendorong Pak Harto menjadi presiden. Ibnu Sutowo dari TNI yang dekat dengan Nasution dan Ahmad Yani. Mereka menjadi sahabat karena memiliki orientasi yang sama, yaitu Indonesia yang kuat dan mandiri.

Sumber: https://prabowosubianto.com/letnan-jenderal-kko-purn-ali-sadikin/

Source link