Kepemimpinan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan

by -113 Views

Saat menjadi kapten, saya pertama kali bertemu dengan Pak Luhut Pandjaitan. Beliau baru saja kembali dari Timor Timur setelah mengikuti Operasi Nanggala 5 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soegito, Dangrup kami.

Saya ingat banyak pimpinan Grup 1 turun ke Dili saat itu, termasuk Letkol Anumerta Atang Soetrisna, yang gugur dalam operasi tersebut. Sekarang, stadion di Cijantung dinamai Stadion Atang Soetrisna.

Setelah mengenal Pak Luhut, beliau menjadi kepala seksi 2 operasi dan saya menjadi wakilnya. Kami dikirim ke Amerika untuk sekolah Special Forces setelah beberapa bulan menjalankan tugas.

Pada tahun 1981, setelah kembali dari Amerika, saya dan Pak Luhut dipanggil oleh Pak Benny Moerdani dan diperintahkan untuk sekolah ke Jerman, tepatnya sekolah antiteror GSG9. Setelah menyelesaikan sekolah tersebut, kami membentuk pasukan antiteror Detasemen 81.

Detasemen 81 berhasil dalam operasi pembebasan sandera di Woyla, salah satu peristiwa pembebasan sandera yang paling terkenal di dunia pada saat itu.

Ketika membentuk dan melatih pasukan antiteror Indonesia, Pak Luhut memberi saya keleluasan untuk menyusun rencana latihan, administrasi, dan pembangunan. Kami bekerja sebagai tim yang cukup baik meskipun karakter kepemimpinan dan kepribadian kami sama-sama keras.

Pak Luhut dikenal sebagai orang tegas, berkemauan keras, dan memiliki fisik yang baik. Beliau memimpin dari depan dan sering melakukan lari di depan pasukan. Sementara saya sering bercanda bahwa orang luar Jawa biasanya lebih kuat dalam hal tersebut karena kampung-kampung mereka jauh.

Pak Luhut juga merupakan seorang penembak yang bagus dan teliti dalam perjalanan. Setelah itu, beliau melanjutkan pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Sesko), sementara saya mengikuti pendidikan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Suslapa). Meskipun kami jarang bertugas bersama setelah itu, kami selalu saling menghormati walaupun terkadang memiliki perbedaan pandangan.

Setelah pensiun, kami pernah berada di posisi politik yang berseberangan, namun kami tetap saling menghormati dan mencari titik-titik kerja sama untuk kepentingan negara.

Sumber: https://prabowosubianto.com/kepemimpinan-jenderal-tni-purn-luhut-binsar-panjaitan/

Source link