Teladan Laksamana Madya TNI Anumerta Yosaphat Sudarso (Yos Sudarso)

by -109 Views

Yos Sudarso sejak kecil memiliki impian untuk menjadi prajurit meskipun orang tuanya lebih menginginkannya untuk menjadi seorang guru. Impiannya semakin membesar setelah pemerintah Jepang membutuhkan tambahan tenaga militer untuk menghadapi Perang Asia Timur Raya. Ia kemudian masuk Sekolah Tinggi Pelayaran di Semarang dan mengikuti pendidikan militer AL Jepang hingga lulus sebagai salah satu siswa terbaik. Setelah proklamasi kemerdekaan RI, Ia bergabung dengan Badan Keamanan Rakyat di sektor kelautan (BKR Laut) yang merupakan awal dari TNI AL.

Selama kariernya, Yos Sudarso sering bertugas dalam berbagai operasi militer untuk mengatasi pemberontakan di wilayah NKRI. Ia pernah memimpin beberapa Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) seperti KRI Rajawali, KRI Alu, KRI Gajah Mada, KRI Pattimura, hingga KRI Macan Tutul. Pada tahun 1958, Ia juga menjadi hakim pengadilan militer selama 4 bulan.

Pada akhir tahun 1961, Presiden Soekarno menyerukan Tri Komando Rakyat (Trikora) yang diikuti dengan Operasi di Laut Aru sebagai upaya misi membebaskan Papua Barat dari Belanda. Saat itu Yos Sudarso menjabat sebagai Deputi Operasi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL). Ia memimpin KRI Macan Tutul dalam operasi tersebut.

Tiga kapal perang Belanda mencium pergerakan Yos Sudarso dan tiga unit KRI yang beroperasi di Laut Aru. Meskipun Yos Sudarso memerintahkan ketiga KRI untuk mundur sementara, kapal Belanda menyerang dan KRI Macan Tutul mengalami kerusakan fatal.

Yos Sudarso berusaha menyelamatkan KRI lainnya dan mesin KRI Macan Tutul mati di tengah upaya penyelamatan. Ia mengorbankan nyawanya dalam tugas demi kepentingan negara pada usia yang masih muda, 36 tahun. Ia gugur bersama 24 orang dalam pertempuran di Laut Aru.

Sumber: Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto, diambil dari https://prabowosubianto.com/teladan-laksamana-madya-tni-anumerta-yosaphat-sudarso/

Source link