Para Pejuang-Pejuang Partisan Timor Timur

by -124 Views

Oleh: Prabowo Subianto [dari Buku Kepemimpinan Militer 1: Catatan dari Pengalaman Letnan Jenderal TNI (Purn) Prabowo Subianto]

Abilio Jose Osorio Soares dan Francisco Deodato do Rosario Osorio Soares adalah kakak adik keluarga pimpinan Partai Apodeti, partai yang sangat pro Indonesia. Mereka juga adalah pimpinan-pimpinan suku-suku yang pro-Indonesia.

Dari mereka saya mengetahui, sebagian rakyat Timor Timur sudah lama ingin bergabung dengan Indonesia, bahkan sejak tahun 50-an. Pada tahun 1959 terjadi pemberontakan besar di Timor Timur yang berpusat di daerah Uato-Lari dan Viqueque. Saat itu Portugis membalas dengan sangat kejam, membantai banyak tokoh dan rakyat yang pro Indonesia. Sejak 500 tahun Portugis menjajah Timor Timur mereka tidak berbuat banyak. Mereka hanya ambil sumber alam dan hasil bumi yang berguna untuk mereka. Selama 500 tahun Portugis menjajah, terdapat hanya 1 SMA di Timor Timur. Jalan aspal pada tahun 1975, waktu Indonesia masuk, di seluruh Provinsi Timor Timur mungkin hanya ada sepanjang 25 km di kota Dili saja. Sejak masuknya Indonesia, banyak tokoh-tokoh setempat membentuk pasukan-pasukan sukarelawan dan bergabung bersama TNI melawan Fretilin. Di situlah muncul istilah “partisan,” nama yang diberikan kepada pasukan sukarelawan ini. Mereka bergabung tanpa gaji, keputusan pengangkatan, atau pendidikan ketentaraan, tetapi mereka bersedia angkat senjata karena ingin bergabung sama Indonesia. Mereka meninggalkan kampung, harta, dan segala kekayaan untuk memperjuangkan merah putih.

Menurut saya, kita patut belajar dari mereka tentang nasionalisme, cinta tanah air, komitmen kepada merah putih, dan konsep-konsep Indonesia. Banyak anak-anak bangsa Indonesia yang dari kecil sudah menikmati kemerdekaan di bawah bendera merah putih tetapi menganggap kemerdekaan itu biasa-biasa saja. Mereka-mereka ini, para pejuang partisan Timor Timur, siap berkorban nyawa, harta, dan meninggalkan segala kekayaan untuk memperjuangkan merah putih.

Dalam sejarah Perang Dunia ke 2, Australia berusaha merekrut mereka untuk melawan Jepang. Ini juga ciri-ciri dari suku-suku yang ada di luar Jawa. Tentunya kalau pakai ilmu sekolah, ilmu gedongan, ilmu buku, mereka akan sering kalah bersaing. Sekali lagi, yang menonjol dari mereka terutama adalah kesetiaan mereka. Sekali mereka sudah menentukan pilihan, sangat sulit untuk goyah. Saya sangat sedih karena kadang sekian puluh tahun nasib mereka kurang diperhatikan. Sekarang kita berusaha untuk memperbaiki nasib dan kehidupan mereka terutama anak-anak mereka.

Source link