Presiden Amerika Serikat Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk melindungi kehidupan warga sipil di Gaza. Hal itu diungkapkan Gedung Putih, ketika pasukan Negeri Yahudi itu melancarkan serangan militer baru di wilayah tersebut.
Pembicaraan tersebut terjadi sehari setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menuntut “pengiriman bantuan kemanusiaan dalam jumlah besar secara aman dan tanpa hambatan,” meskipun Dewan Keamanan PBB tidak menyerukan gencatan senjata antara Israel dan militan Hamas.
“Presiden menekankan pentingnya melindungi penduduk sipil termasuk mereka yang mendukung operasi bantuan kemanusiaan, dan pentingnya mengizinkan warga sipil untuk pindah dengan aman dari daerah pertempuran yang sedang berlangsung,” kata Gedung Putih dalam sebuah pernyataan, Sabtu (23/12/2023), dilansir AFP.
Biden mengatakan kepada wartawan di Gedung Putih pada hari sebelumnya bahwa dia melakukan “pembicaraan panjang” dengan Netanyahu, yang dia gambarkan sebagai “percakapan pribadi.”
Menanggapi pertanyaan lanjutan, Biden berkata, “Saya tidak meminta gencatan senjata.”
Pernyataan Gedung Putih mengatakan kedua pemimpin membahas “tujuan dan tahapan” kampanye militer Israel serta pentingnya menjamin pembebasan semua sandera yang tersisa.
Pada 7 Oktober, militan Hamas melintasi perbatasan Gaza dan menyerang komunitas Israel selatan, menewaskan sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan AFP berdasarkan angka resmi.
Pihak berwenang Israel mengatakan 129 sandera yang ditangkap dalam serangan itu masih berada di Gaza.
Israel membalasnya dengan serangan besar-besaran di Gaza yang telah menewaskan sedikitnya 20.057 orang, kebanyakan dari mereka adalah wanita dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas.
Sebulan kemudian terjadi pembebasan 105 sandera, termasuk 80 warga Israel yang dibebaskan dengan imbalan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara Israel.
Sementara itu, resolusi PBB yang banyak tertunda akhirnya disepakati setelah perselisihan diplomatik selama berhari-hari. Veto AS tidak dilakukan dengan menghindari seruan gencatan senjata. Amerika dan Rusia sama-sama abstain.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan “gencatan senjata kemanusiaan” adalah satu-satunya cara agar bantuan “dapat disalurkan secara efektif.”
Hal ini meningkatkan tekanan terhadap Israel untuk memberikan akses kemanusiaan yang lebih besar dan memberikan peran yang lebih besar kepada PBB dalam mengoordinasikan pengiriman bantuan ke Gaza.
PBB memperkirakan pertempuran tersebut telah menyebabkan 1,9 juta dari 2,4 juta penduduk Gaza mengungsi.