“Prabowo-Gibran memang challenging! Hendak membangun program makan siang gratis dan peningkatan gizi bagi ibu hamil.” Demikian dikatakan oleh Salamuddin Daeng dalam sebuah artikel. Program tersebut dianggap sebagai langkah luar biasa karena mencakup tiga dimensi besar, yaitu aspek kemanusiaan, keberpihakan, dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia.
Program ini juga dianggap sebagai langkah untuk membangun kesadaran mengenai pentingnya masalah gizi bagi ibu hamil dan anak sekolah. Kekurangan gizi pada anak-anak menjadi perhatian serius di Indonesia dan di negara-negara lain. Menurut UNICEF, kekurangan gizi pada anak di bawah usia 5 tahun dapat meningkat secara global akibat COVID-19.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah Indonesia berencana meluncurkan mega program untuk memberikan makan siang gratis kepada 50 juta pelajar dan meningkatkan gizi bagi 4 juta ibu hamil setiap tahun. Namun, hal ini membutuhkan anggaran yang besar, sekitar 300 triliun rupiah setahun.
Berbagai negara lain seperti India, Italia, Perancis, Inggris, Korea Selatan, Jepang, dan China juga telah memiliki program makan gratis untuk pelajar. Program ini membantu meningkatkan kesadaran akan pentingnya gizi optimal bagi anak sekolah dan ibu hamil.
Selain itu, program ini juga diharapkan dapat memajukan usaha kecil menengah di pedesaan, seperti peternakan ayam dan telur serta penanaman sayur-sayuran dan buah-buahan. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat menjadi kekuatan pengerak ekonomi nasional.
World Food Program (WFP) juga menyatakan bahwa memberikan makan siang gratis kepada anak-anak adalah investasi jangka panjang yang sangat cerdas, dengan return on investment sebesar 9 dolar dari setiap 1 dolar yang digunakan untuk program ini.
Sumber: Prabowo Subianto