Berbagai harga barang kebutuhan sehari-hari terus merangkak naik. Sejumlah orang merasakan uang Rp 100 ribu yang dulu cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup satu hari kini tidak berlaku lagi. Seorang pegawai swasta bernama Abdi menjadi salah satu orang yang merasakan dampak inflasi tersebut. Dia mengatakan sebelumnya mematok pengeluaran hariannya maksimal Rp 100 ribu. Aturan yang dia buat sendiri itu sekarang makin tak mungkin dilakukan. “Biasanya sehari dibudgetin Rp 100 ribu, sekarang bisa sampai Rp 150 ribu pengeluaran,” kata dia, dikutip Senin (4/11/2023).
Abdi yakin pengeluarannya tidak bertambah. Namun, kenaikan hargalah yang menyebabkan dia harus mengeluarkan lebih banyak untuk kebutuhan hariannya. Dia mencontohkan harga rokok yang beberapa waktu lalu berkiras di Rp 20 ribu per bungkus, sekarang menjadi Rp 24 ribu. Soto mie yang biasa dia beli di kantornya juga naik dari Rp 13 ribu menjadi Rp 16 ribu. Belanja keperluan rumah tangga bulanan seperti sabun dan odol, kata dia, biasanya Rp 250 ribu sekarang Rp 300 ribu. “Harga barang-barang pada naik,” kata dia.
Abdi mengatakan kenaikan harga itu bukan cuma menambah pengeluarannya, tapi juga menggerus jumlah uang yang biasa dia tabung sebulan. Kenaikan harga ini jelas bikin dia pusing. Pria yang biasanya masa bodoh dengan tawaran diskon itu kini mulai berubah. Senada dengan merek rokoknya yang kini berubah ke merek yang lebih murah. “Subtitusi barang harus dilakukan,” kata dia.
Sejumlah indikator memang menunjukkan harga barang-barang kebutuhan hidup mengalami kenaikan. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi November 2023 mencapai 0,38% secara bulanan dan 2,86% secara tahunan. Inflasi ini naik jika dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 0,17%. Inflasi ini juga lebih tinggi jika dibandingkan November 2022. Kelompok pengeluaran penyebab inflasi bulanan terbesar November 2023 adalah makanan, minuman dan tembakau yaitu 1,23% dengan andil inflasi 0,32%.
Mandiri Spending Index juga mencatat Indeks belanja melonjak ke 269,2 pada awal November. Indeks jauh lebih tinggi dibandingkan per awal tahun ini yang hanya di kisaran 200. Sepanjang periode 2022, indeks bahkan berada di bawah 150.
Indeks tabungan kelompok lower menurun drastis sejak April 2023 atau pasca Lebaran Idul Fitri tahun ini. Kenaikan indeks belanja sementara di sisi lain indeks tabungan turun tajam disebabkan oleh banyak faktor, termasuk kenaikan harga. Artinya, kelompok kalangan lower sepertinya tidak punya banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan.
Data Mandiri Spending Index juga menunjukkan kelompok bawah menghabiskan 62% konsumsinya untuk consumer goods pada November. Porsi konsumsi consumer good yang terkait dengan kebutuhan sehari-hari naik drastis dari 59,2% pada Oktober.
Sebagai catatan, consumer goods terkait erat dengan kebutuhan sehari-hari mulai dari pangan, minuman,perawatan tubuh seperti sabun mandi dan shampoo, hingga home care seperti sabun cuci piring.
Seorang petugas satuan pengamanan bernama Fikri mengaku kenaikan harga kebutuhan sehari-hari itu berimbas pada pengeluarannya. Dia mengaku kesulitan membatasi pengeluaran hanya Rp 100 ribu per hari. Dia mengatakan rata-rata pengeluarannya dalam satu hari sekarang adalah Rp 150 ribu. Dia menduga harga-harga yang naik menjadi biang keladi dirinya harus mengeluarkan duit lebih banyak.
Menurutnya, menekan pengeluaran rasanya hampir tidak mungkin. Salah satu sebabnya karena tempatnya bekerja jauh dari rumah sehingga membutuhkan ongkos bensin yang tidak sedikit. Dia memilih mencari kerja sambilan menarik ojek ketika libur dari pekerjaan utamanya. “Uang dari sambilan lumayan lah,” ujar dia.