Ekonom senior yang juga mantan Menteri Keuangan, Chatib Basri, mengungkapkan bahwa Indonesia masih dalam ancaman badai yang sempurna atau perfect storm perekonomian global.
Permasalahan ini, kata dia, disebabkan oleh tensi geopolitik yang memanas di berbagai belahan dunia, hingga melambatnya perekonomian negara-negara mitra dagang utama Indonesia, seperti China.
“Itu saya sebut perfect storm,” kata Chatib dalam acara BTPN Economic Outlook 2024 dikutip Selasa (28/11/2023).
Dari sisi panasnya tensi geopolitik itu mulai dari konflik bersenjata yang terjadi antara Ukraina dan Rusia, memicu kenaikan harga-harga komoditas, terutama pangan akibat restriksi perdagangan.
Di sisi lain, konflik yang terjadi antara Israel-Palestina saat ini menurutnya juga akan menyebabkan gejolak harga komoditas energi, terutama minyak.
“Yang mungkin, jika situasi ini terus menerus terjadi akan berpengaruh terhadap kenaikan harga minyak. Hal ini lah yang saya kira kita perlu melihat antisipasinya,” kata Chatib.
Adapun untuk permasalahan melambatnya ekonomi China, menurutnya memiliki implikasi langsung ke ekonomi domestik karena China merupakan mitra dagang utama Indonesia.
Ia pun memperkirakan, setiap perlambatan ekonomi China melemah atau turun sebesar 1%, maka akan memberikan dampak perlambatan hingga 0,3% terhadap perekonomian Indonesia.
“Jadi, kalau misalnya ekonomi China melambat dari 5,2% ke 4,5%, turunnya sekitar 0,7%, mungkin dampaknya ekonomi Indonesia akan melambat tidak sampai 0,3%. Kurang dari 0,3%, tapi ada dampak pada perlambatan ekonomi Indonesia,” tuturnya.