7 Update Konflik Hamas-Israel: Gencatan Senjata dan Respons Internasional

by -92 Views

Israel telah menyerang Jalur Gaza selama 47 hari berturut-turut sejak 7 Oktober lalu. Pasukan Negeri Yahudi tersebut telah menyerang utara hingga selatan wilayah kantong Palestina tersebut. Selain itu, wilayah kantong Palestina yang terkepung itu terus menghadapi bencana kemanusiaan yang semakin besar. Situasi ini semakin memburuk setelah layanan medis dan komunikasi di Kota Gaza runtuh pada 10 November. Namun, langkah maju terkait upaya perdamaian baru saja diperoleh dengan kesepakatan 4 hari gencatan senjata dan dilepasnya sejumlah sandera.

Berikut update terkait situasi panas di Jalur Gaza, Tepi Barat dan wilayah lainnya. Korban tewas tembus 14 ribu jiwa. Menurut Kementerian Kesehatan Palestina dan Perhimpunan Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS), setidaknya 14.100 korban tewas, termasuk 5.600 anak-anak dan 3.550 wanita. Selain itu, korban luka-luka mencapai 33.000 orang, dengan sekitar 70% diantaranya adalah anak-anak dan perempuan, serta sekitar 6.800 warga dilaporkan hilang di Gaza.

Sementara di Tepi Barat, tercatat 219 orang tewas, termasuk 50 jiwa anak-anak, dan lebih dari 2.750 luka-luka. Di Israel, pada 10 November, para pejabat merevisi jumlah korban tewas dari 1.405 menjadi sekitar 1.200 orang, dengan 5.600 orang luka-luka. Sejauh ini, total 53 jurnalis telah terbunuh sejak perang Israel-Gaza dimulai pada 7 Oktober.

Dalam serangan yang dilakukan Israel di dekat Rumah Sakit Kamal Adwan, terlihat mayat-mayat tergeletak di halaman fasilitas di Gaza utara. Menurut direktur rumah sakit tersebut, mereka telah menerima lebih dari 60 orang tewas dan sekitar 1.000 orang terluka sejak tadi malam.

Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengecam perjanjian gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Ia menyatakan bahwa jeda pertempuran merupakan “preseden yang berbahaya”. Selain itu, Militer Pertahanan Israel mengklaim telah menemukan dan menghancurkan sekitar 400 terowongan di Jalur Gaza.

Paus Fransiskus menyebut konflik Israel-Hamas telah melampaui perang dan menjadi “terorisme”. Ia juga memohon doa agar kedua belah pihak “tidak terus-menerus terbawa hawa nafsu yang pada akhirnya membunuh semua orang”.

Tiga negara Timur Tengah, yaitu Arab Saudi, Mesir, dan Yordania, menyambut baik perjanjian gencatan senjata. Mereka menekankan bahwa perjanjian tersebut harus diperpanjang lebih lama dari jeda empat hari yang disepakati.